Cerita Seks Berlanjut Perselingkuhan Dengan Teman Kerjaku Yang Cantik

Menjelang akhir 1999 resesi ekonomi masih parah. Situasi ini membuat banyak perusahaan mengurangi karyawannya. Tapi beruntung di perusahaan saya hal seperti itu tidak terjadi. Memang banyak bisnis yang ditunda atau dibatalkan, tetapi kualitas karyawan malah ditingkatkan. Diantara program itu adalah pelatihan persiapan menghadapi Y2K tahun 2000 bagi seluruh karyawan. Karena banyak pesertanya, pelatihan dilakukan sampai 10 gelombang, dengan jumlah 40 peserta di setiap gelombang. Setiap pelatihan memakan waktu 4 hari, dan dilakukan dua minggu sekali. Sebagai staf yang bekerja di bagian personalia, tugas saya adalah menghubungi tempat latihan.

Saat itu banyak tempat latihan yang menawarkan harga miring. Mungkin mereka banting harga karena krisis ekonomi menyebabkan tempat mereka jadi sering kosong. Kami memilih salah satu tempat pelatihan di puncak. Pelatihan pun berjalan lancar sampai gelombang ke empat. Di setiap akhir pelatihan, saya selalu pulang terakhir, bahkan menginap satu malam lagi, untuk mengurus adminsitrasi. Tiba di gelombang V terjadilah kisah ini.

Menjelang acara penutupan yang biasanya dilakukan jam 4 sore, seorang karyawati bagian humas, sebut saja namanya Srini dan saya biasa memanggilnya si Cantik, mendekati saya dan minta ijin untuk tinggal di kamarnya lebih lama karena suaminya akan menjemput sekitar jam delapan malam. Padahal acara biasanya berakhir pukul 5 sore. Setelah saya diskusikan dengan manajemen yang mengelola tempat pelatihan, mereka mengijinkan, tapi hanya satu bungalow saja. Itu berarti Srini harus pindah ke bungalow yang biasa disediakan untuk panitia. Untungnya bungalow di tempat pelatihan itu bertingkat dua, sehingga Srini bisa menempati tingkat atas, sementara tempat panitia termasuk aku ada di lantai bawah. Tanpa menunggu acara penutupan, iapun memindahkan barangnya yang sudah dikemas dalam tas.
Cerita Seks Berlanjut Perselingkuhan Dengan Teman Kerjaku Yang Cantik

Acara penutupan berakhir dan Srini meminta kunci bungalow untuk menunggu suaminya disana. Karyawan lain peserta pelatihan pulang dengan mobil yang disediakan perusahaan. Sedangkan saya harus membereskan berbagai peralatan. Saya kembali ke bungalow setelah para driver berangkat ke Jakarta membawa peralatan. Driver yang biasa mengantar sayapun ikut, karena banyaknya peralatan yang harus dibawa hari itu, dan ia berjanji akan menjemput saya esok pagi. Itu artinya saya harus menginap lagi. Dengan setumpuk dokumen saya kembali ke bungalow sekitar jam tujuh malam dan mendapati si Cantik tengah nonton TV di lantai bawah. Ia memakai jeans dan kaos yang dibalut dengan jaket. Rambutnya sebahu dan disisir rapi, seperti pragawati saja. Ia tersenyum melihat saya masuk sambil terus nonton TV.

Wajah bulatnya kian manis ketika tersenyum. Dia tanya kapan saya akan pulang ke Jakarta. Saya bilang mungkin besok, karena banyak yang harus saya urus. Dia mengajak saya pulang bersama suaminya yang sebentar lagi datang. Saya bilang terima kasih, tapi saya biasa mengerjakan tugas akhir sampai jam sebelas malam. Hubungan saya dengan si Cantik ini memang baik, bahkan boleh dikatakan akrab. Saya pun mengenal suaminya, yang bekerja di suatu perusahaan komputer milik asing, karena sering menjemputnya di kantor. Jika suaminya tidak menjemput saya sering dititipkan untuk mengantarnya pulang naik bis, karena rumah kami satu arah. Si Cantik ini memiliki tubuh yang ramping, meskipun ia sudah punya satu anak. Keistimewaannya ada pada bibirnya yang ranum dan matanya yang cerah. Aku mengambil HP dan menelpon istriku, untuk memastikan semua baik-baik saja di rumah dan memberitahu bahwa aku akan pulang esok hari. Lalu aku mengambil handuk dan mandi.

Si Cantik menggodaku dengan mengatakan bahwa pantas bungalow ini harum, rupanya ada yang belum mandi. Aku bilang bungalow ini harum karena ada bidadari masuk dan nonton TV. Tiba-tiba HP Srini berdering.
"Ya, Mas ada dimana sekarang?"
"Lho katanya jam delapan"
"Saya di tempat panitia. Ada Mas Riki."
"Besok pagi, sekitar jam.."
Ia menoleh ke arahku.
"Mas Riki besok pulangnya jam berapa?"
"Aku.. Biasanya jam 10. Kalau urusan udah beres"
"Jam sepuluh katanya. Memangnya kenapa?"
"Oke deh. Kutunggu yach? Nanti telepon lagi"
Ia menoleh kembali ke arahku.

"Mas Riki, kata Mas Samsi dia mungkin terlambat, sekitar jam 10 dia baru sampai. Katanya banyak kerja yang harus ia selesaikan. Nggak apa-apa kan sampai jam 10?"
"Ah, nggak apa-apa. Mau nginep disini juga boleh" jawabku sambil senyum nakal.
"Wah, bisa berabe." Katanya.
"Kenapa?" tanyaku selidik.
"Dua-duaan satu bungalow. Apa orang nggak curiga?" tanyanya balik sambil nyengir.
"Biar aja, yang penting kita nggak ngapa-ngapain.." jawabku sambil masuk ke kamar mandi.

Kamar mandi bungalow ini bagus, meskipun terbuat dari kayu. Aku merasakan dingin mulai menusuk. Angin terasa masuk dari celah kayu. Aku harus mandi, agar rasa dingin berkurang. Sambil bersiul aku mengguyur badanku dengan air dan menggosoknya dengan sabun.. Selesai mandi aku duduk di depan laptop yang ada di kamarku dan memasukkan data. Aku memakai training dan kaos dengan jaket tipis kesukaanku. Aku teringat sesuatu.

"Mbak sudah makan?" tanyaku agak keras, karena dari kamar.
"Gampanglah nanti saja."
"Kita makan yuk. Daripada nanti pulang malam-malam cari makanan susah."
"Dimana?"
"Di kantin."
"Yuk deh." Katanya sambil mematikan televisi.
Kamipun makan. Di luar grimis sehingga kami harus berlari-lari kecil agar tidak basah. Meskipun bungalow gratis, makan harus tetap bayar. Srini ingin membayar, tapi aku mendahuluinya. Pulang makan ia kembali nonton TV dan aku pun kembali bekerja. Jam setengah sepuluh HP Srini kembali berdering.

"Ya mas, sudah sampai dimana?"
"Lho, lalu kapan kesininya?"
"Ya nggak apa-apa sih, tapi apa benar nggak bisa ditinggal?"
"Ada.. Mas Riki," ia memanggilku.
"Ini Mas Samsi mau ngomong."
"Hallo, Mas Samsi, apa kabar?"
"Baik. Gini Mas Riki. Saya berencana menjemput Srini malam ini. Tapi dari sore saya nggak bisa keluar. Ada perusahan client kami yang servernya down. Kayaknya saya harus begadang untuk memperbaikinya. Tolong titip Srini dong supaya ia bisa nginap disitu."

"Oh.. silakan. Nggak masalah koq. Dia bisa tidur di kamar atas."
"Anda pulang besok jam berapa?"
"Sekitar jam sepuluh. Biasanya urusan administrasi selesai jam segituan"
"Kalau saya nggak bisa jemput, titip sekalian antar ya. Ada kendaraan?"
"Ada, kendaraan kantor."
"Iya deh. Titip ya. Saya telepon lagi besok."
"Ya."
Tek. telepon ditutup. Saya mengembalikan HP sambil senyum.
"Apa saya bilang, harus nginep kan?"
"Emangnya kenapa?" Tanyanya membalas senyumku.
"Ah, agak apa-apa. Cuma ngeri aja."
"Emangnya ada apa?"
"Sudah empat hari nggak ketemu istri nih." Jawabku menggoda.

"Mas bisa aja, saya kira ada apa. Kalau itu sih saya juga sama. Kan sama-sama disini sejak hari Rabu. Apalagi kalau Mas Samsi nggak pulang besok."
"Sering nggak pulang begitu?"
"Wah sering banget."
"Kesepian dong." Ia tersenyum.
"Makanya kalau lagi ada kesempatan dipuas-puasin." Kami tertawa.
"Sampe berapa rit?" "Ya, sekuatnya. Kadang-kadang sampai empat.. udah ah, jadi ngelantur. Aku tidur ya?"
"Silakan.. Saya masih harus mengerjakan beberapa file. Kalau ingin minum turun aja. Di dapur ada aqua."

"Makasih ya?!"
"Ngomong-ngomong.." Ia berhenti melangkah.
"Apa Mas?" Aku tersenyum
"Kuat amat sampe empat rit?!"
"Husy.. udah ah!" Ia pun naik ke kamar atas sambil tersenyum memandangku.
Aku mengerdipkan mata. Eh, dia membalasnya. Aku tidak tahu arti kedipan mata itu. Aku terus bekerja sampai selesai. Kulihat jam menunjukkan 23.30. Waktunya tidur, pikirku. Aku merebahkan badanku sambil menerawang, mengingat-ingat kejadian tadi. Si Cantik itu membalas kerdipan mataku, seolah-olah mengerti sesuatu. Jangan-jangan ia memang naksir aku. Kalau memang naksir, sama dong denganku. Aku sudah lama memperhatikannya di kantor. Tapi ia seolah tidak perduli.

Akupun harus menahan diri, karena aku sudah beristri. Tetapi rasa ketertarikan itu tidak bisa dibohongi. Karena itu aku seing mampir di mejanya untuk sekedar ngobrol atau minta makanan kecil. Ia cuek saja dan ngobrol sekenanya. Di luar angin bertiup kencang dan menimbulkan suara gesekan daun dan ranting pohon. Dari celah kaca jendela kudengar suara menderu. Suara hujan gerimis terdengar. Tiba-tiba kudengar pintu kamarku diketuk.
"Siapa?" tanyaku gugup.
"Saya, Srini."
Aku membuka pintu. Ia berdiri dan nampak pucat. Rambutnya agak kusut.
"Saya takut. Suara angin kencang sekali di atas."
"Jadi?" Tanyaku bodoh
"Aku mau tidur disini. Kan ada dua tempat tidur"
"Hah?!" Aku kaget bukan kepalang.
"Jangan!"

"Abis aku takut." Ia masuk tanpa minta ijin.
Dan terus saja berbaring di tempat tidur sebelah meja kerjaku. Aku blingsatan jadinya. Dalam hati sebenarnya aku senang, tapi aku khawatir kalau-kalau Samsi datang tengah malam. Bisa gawat. Akhirnya kuputuskan untuk tidur di sofa, sedangkan ia tidur di kamarku. Ia setuju. Baru kira-kira sejam aku tertidur, ia membangunkanku.
"Sorry Mas, aku takut" katanya.

"Mas Riki tidur di kamar saja sama aku. Nggak apa-apa koq."
Akhirnya kuturuti juga permintaanya. Aku pindah kembali ke tempat tidurku. Kulihat jam menunjukkan hampir pukul satu. Aku tidur menghadap dinding kayu. Ia pun begitu. Tapi dengan ada wanita lain di kamarku aku malah tidak bisa tidur. Aku berusaha tapi sia-sia saja. Jantungku deg-degan. Antara senang dan takut. Aku merasa inilah kesempatan buatku. Tapi rasa takut membuatku tidak enak. Akhirnya aku pura-pura mendengkur. (Tidur miring koq mendengkur). Tidak lama kemudian terdengar suara kasurku tertindih tubuh lain. Lembut. Dan yang membuat aku kaget adalah ada tangan yang memelukku dari belakang. Ini pasti si Cantik. Jantungku berdegup kencang. Aku berusaha agar terlihat tertidur. Tapi sia-sia saja.

"Mas Riki.." panggilnya berbisik.
"Belum tidur kan?"
"Hmm.." jawabku pendek.
Aku berbalik. Ia menggeser mundur.
"Kenapa sih?" Ia tidak menjawab, tapi memandangku sayu.
"Ayo tidur. Nanti kesiangan bangunnya."
Ia menggeleng. Matanya terus menatapku. Aku pura-pura ingin berbalik, tapi tangannya menarik badanku agar tetap menatapnya. Kami saling bertatapan. Lama. Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku, sampai akhirnya bibirnya yang ranum itu mencium bibirku. Lembut. Aku tak kuasa lagi menolak. Tapi aku masih berpikir, apa aku harus melakukannya dengannya. Bagaimana kalau Samsi datang pagi buta dan mendapati istrinya tidur di kamarku? Bibirnya mencium bibirku lagi. Kali ini ia melingkarkan kaki kirinya di pinggulku. Ini cewek ngajak main, pikirku. Tapi aku masih pasif.

"Mas.." bisiknya.
Aku menatapnya, meminta kepastian. Ia mengangguk. Ketika ia menciumku ketiga kali, aku membalas. Masa bodoh dengan si Samsi, pikirku. Kalau ada kesempatan kenapa tidak dimanfaatkan? Kami berpagutan lama. Bibirnya seperti tidak puas-puasnya menyedot, menggigit-gigit bibirku. Lidahnya liar berkali-kali memasuki mulutku. Aku membalasnya dengan kegairahan yang sama. Terus tangannya berkeliaran kesana-sini sampai ke selangkanganku dan menangkap bendaku yang mulai mengeras. Ia kaget dan berhenti mengulum bibirku.
"Nggak pakai CD ya?" tanyanya kaget. Alisnya mengerut.
"Sengaja" jawabku seenaknya. Ia kembali memagutku dengan ganas sambil memasukkan tangan kirinya ke dalam trainingku, meremas batangku dengan gemas. Lalu mengelusnya lembut. Ia berhenti lagi.
"Punya Mas besar banget" bisiknya.
"Gede mana dengan punya Mas Samsi?"
"Gedean ini. Lagian lebih panjang."
Kami tertawa dan meneruskan pagutan kami. Giliran aku yang bekerja sekarang. Aku selangkangannya dengan tangan kananku. Ternyata kancing dan resleting celana jeansnya telah terbuka. Aku terus saja menerobos kedalam celana dalamnya. Kurasakan bulu kemaluannya kriting dan lebat menyentuh lembut telapak tanganku. Jariku menyentuh klitorisnya, lalu menggosoknya berputar. Ia semakin bergairah. Ciuman kami semakin ganas. Lalu kugunakan jariku untuk mengelus celah vaginanya diantara bibir dua vaginanya yang menyembul indah, sambil mencari lubangnya. Kata orang, bibir vagina yang gembul ini menimbulkan rasa yang lebih nikmat terhadap zakar disetubuhi. Ketika jariku menemukan lubangnya, kurasakan sudah ada cairan yang membasahinya. Aku mencoba menusuknya dengan satu jari. Bibir Srini jadi terbuka merasakan kenikmatannya.

"Ahh.." katanya Lalu memagutku kembali.
Aku lalu memaju mundurkan jariku yang mulai basah oleh cairan vaginanya. Tangannya jadi semakin keras mengurut kermaluanku. Tiba-tiba ia berhenti. Lalu berdiri dan membuka seluruh pakaiannya sampai celana dalamnya sehingga bugil. Akupun tak mau ketinggalan. Kubuka seluruh pakaianku, sehingga ketika celana dalam kuperosotkan, batang kemaluanku menyembul keras. Srini tertawa melihatnya.
"Hebat.." Katanya.
Ia lalu berbaring telentang dan mengajakku naik diatasnya. Aku menatapnya penuh nafsu. Jantungku terus berdegup kencang. Nafaskupun sudah memburu. Tubuhnya langsing, putih-mulus dan padat. Payudaranya mungil dan kencang. Mimpi apa aku semalam sehingga dapat rejeki nomplok begini. Tanpa nunggu waktu akupun naik ke atasnya. Ia membuka kakinya dan seketika terlihat vaginanya yang berwarna kecoklatan ditengah bulu lebatnya, membuka untukku. Aku memeluknya erat dan bibirku kembali mengulum bibirnya. Ia menyambutnya dengan nafsu yang sama. Dengan satu tangan ia memegang batang zakarku yang sudah tegak dan membimbingnya ke arah vaginanya. Tiba di mulut vaginanya aku mendorongnya perlahan. Meskipun basah, batangku agak susah masuk, karena agak sempit.

"Ahh.." Desahnya.
"Teruss hh.. Punyamu besar.. owww.. enak"
Kulihat mata Srini setengah membuka. Nampaknya ia amat menikmati persetubuhan ini. Aku menekan lagi. Baru setengahnya aku cabut. Tapi tangannya yang satu menekan pantatku. Lalu kedu akakinya melingkari pinggangku. Lengkap sudah. Aku memasukkan zakarku kembali dan mendorongnya lebih kuat. Dua pertiga masuk. Kucabut. Lalu kumasukkan lagi dengan tekanan yang lebih kuat. Akhirnya batangku amblas ditelan vaginanya. Tak terkatakan rasa nikmat yang kudapatkan. Aku menciumi wajah bibir dan dadanya. Kuhisap dengan ganas. Kadang-kadang kupelintir puting susu yang agak kehitaman itu dengan bibirku dan ia mengerang nikmat.

"Ahh.. aw.. Ohh.. ohh. Cabut dong."
"Ahh.." Aku cuma mendesah nikmat.
Aku mulai menarik batangku. Ia mengerang. Lalu kutekan lagi. Akhirnya dengan lancar kukayuh batangku mengocok vaginanya. Terdengar suara keplokan saat selangkangan kami beradu. Srini mengerang-ngerang tiada henti.
"Awww.. ahh ..owww.. eenakk.. aduhh.. teruss..shh..uhh.. uhh.. awww.."
Aku merasakan batangku diurut oleh vaginanya yang sempit dan kencang itu. Geli dan enak. Tak terkira nikmatnya. Dan aku masih saja menggenjot ketika ia menurunkan kedua kakinya ke kasur. Dengan bertumpu pada pijakan kakinya ia menggoyang pinggulnya berputar-putar mengikuti ayunan batangku keluar masuk liang nikmatnya. Luar biasa. Penisku terasa dipelintir.

Si Cantik ini rupanya tahu cara menciptakan kenikmatan dan kepuasan bagi laki-laki. Sayang sekali Samsi terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat memenikmatinya setiap saat. Kalau aku jadi dia, mendingan cari kerja lain yang bisa pulang sore dan menikmatinya. Sambil mernggoyang pinggulnya ia menarik tangan kananku untuk meremas dada kirinya. Sedangkan dada kanannya masih dalam mulutku. Kuhisap mesra dan kutarik-tarik dengan bibirku. Tiba-tiba goyangannya berubah semakin kencang. Tangannya pun pindah ke rambutku dan menarik-narik dengan liar. Mulutnya semakin keras mengerang. Nafasnya semakin memburu. Keringatnya semakin banyak. Rupanya ia hampir orgasme. Akupun ingin keluar. Aku tidak tahu kenapa secepat ini. Biasanya aku bisa bertahan lama. Mungkin karena udara dingin. Atau mungkin karena aku mendapatkan bidadari yang mau memuaskan nafsuku.

"Ahh.. teruss.. cepatt.. cepetiin.. awww.. ahh ..owww.. mass sstt.. aku.."
"Yahh.. ohh.. iyaahh.. ituu.. ahh.. keluarr.. aww!"
Serr.. serr.. Terasa batangku tersiram cairan hangat dalam vaginanya. Ia menyemprotkan air maninya begitu kencang. Badannya mengejang dan memelukku sangat kencang. Aku menghentikan enjotanku sebentar dan membenamkan seluruh batangku dalam liang nikmatnya. Terjepit diantara bibir vaginanya yang sempit dan ditambah gairah yang semakin membara, aku pun tidak tahan lagi.
"Huhh.. ahh.. ohh.."
Serr! Serr! Serr! Air maniku menyembur diujung lubang vaginanya yang terdalam. Aku memeluknya sekuat tenagaku. Bibirku pun mengenyot bibirnya. Ia membalasnya. Kenikmatanku telah mencapai puncaknya. Keringat membasahi tubuh kami di tengah cuaca dingin tengah malam. Aku terhempas di atas tubuhnya. Lemas.

"Enak mass?" bisik Srini.
"Bukan enak tapi.. nikmat." balasku sambil mencium telinganya.
Ia tertawa dan balas mencium pipiku. Kami terdiam agak lama, menikmati sisa persetubuhan kami. Batangku mulai mengerut tapi masih tertanam dalam vaginanya.
"Boleh saya tanya sesuatu?" bisikku.
Ia mengangguk.
"Kenapa sih napsu banget, sampai orang tidur diganggu?"
"Kalau saya jawab, jangan marah ya."
Ia mengelus dadaku yang berbulu.
"Emangnya kenapa?"
"Tadi waktu Mas lagi mandi, saya ngintip. Saya lihat punya Mas gede banget. Lebih gede dari punya suami saya. Saya jadi napsu."
"Jadi, tadi itu takutnya cuma pura-pura?"
"Takutnya sih benarran. Cuma kalau sudah nafsu gitu dan ada kesempatan, kenapa nggak dimanfaatkan?"
"Nakal yach?!"
Aku mencubit hidungnya. Ia membalas dengan mencubit pinggangku.

"Aduh.. Enak" bisikku. Ia malah semakin keras mencubitku.
"Aduhh.. hh.. hh.. ooww" Aku mendesah menirukan suara orang bersetubuh.
Ia tertawa dan berhenti mencubitku. Kini giliran bibirnya yang menyumpalku agar tidak meneruskan desahan palsuku. Ia berhenti dan memandangku. Kami tertawa.
"Aku haus.." katanya.
"Ayo.."
Bisikku, "aku juga kepingin minum."
Dengan hanya memakai selimut kami ke dapur. Selesai minum kami tidak kembali ke kamar. Ia mengajak duduk di sofa, lalu sambil menyenderkan badannya ke badanku ia menyalakan televisi. Tapi tengah malam begini mana ada TV yang siaran? Akhirnya TV pun dimatikan. Ia menoleh padaku dan tersenyum. Aku mendaratkan ciuman lembut di bibirnya yang ranum. Ia membalasnya dengan ganas. Kamipun saling mengulum, menggesekkan bibir kami, saling menyedot lidah lawan.

Batangku yang tertutup selimut mulai bangun lagi. Aku tak kuasa menahan tanganku untuk memegang dadanya yang kecil tapi montok dan masih tertutup selimut itu. Kubuka selimutnya, sekejap kemudian kuremas dan kupilin putingnya berganti kiri kanan. Srini mulai mendesah dan tangannyapun mulai beraksi, meremas batang kemaluanku sudah mulai tegang dibalik selimut. Ia menyibakkan selimut yang kupakai dan dalam seketika ia sudah mencengkeram kemaluanku. Ia meremas dan mengurutnya dengan penuh nafsu. Ciumanku mulai turun ke dagunya, lalu lehernya dan kemudian dadanya. Aku berlutut dihadapannya dan secara otomatis ia membuka kedua kakinya. Sambil meremas dengan kedua tanganku, puting payudaranya kuhisap dengan mulutku, berganti kiri dan kanan.

Desahan Srini mulai keras dan ia kini membelai punggungku dengan tangannya. Terkadang ia membelai rambutku dan memegang kepalaku. Mulutku lalu turun keperutnya, bulu kemaluannya dan akhirnya berhenti tepat di depan kemaluannya. Kuperhatikan bentuk kemaluannya, indah sekali. Kelentitnya berwarna kecoklatan berada di ujung atas celah vagina, dibawah rambut kemaluannya yang ikal dan lebat. Sedangkan disisi celah vagina itu dua bukit daging menyembul seakan melindungi celah itu. Perfect! pikirku. Bisa jadi kemaluanku tadi merasakan nikmat bukan kepalang karena rupanya kedua bukit ini ikut menjepitnya. Kuangkat kedua lututnya ke atas kedua punggungku. Kukecup vagina itu dengan mesra lalu kujilat celah itu dari bawah ke atas. Terasa ada cairan membasahi bibir dan lidahku. Agak asin rasanya. Aku malah semakin bergelora menjilat, mengulum dan mengecup kemaluannya. Kadang-kadang kelentitnya kutarik-tarik dengan mulutku. Srini nampaknya tidak menduga hal ini kulakukan.

"Awww.." ia menjerit keenakan dan kepalanya terkulai di senderan sofa, menggeleng kiri dan kanan.
Tangannya menekan kepalaku. Aku menarik kedua bukit daging vaginanya dengan jari tanganku dan terlihatlah lubang kecil disebelah bawahnya, sementara celahnya terbuka dan berisi daging kemerahan. Aku memasukkan lidahku kedalamnya dan kupelintir. Badan Srini bergetar hebat sambil merintih tertahan.

"Ahh.. terusshh.. awww.. Nikmaat.. aahh.. Ahh.."
Aku terus menjilati dan memutar-mutar lidahku pada lubang kemaluannya. Terkadang jarikupun ikut partisipasi, menusuk-nusuk lubang itu. Lama-kelamaan lidah dan mulutku terasa pegal. Kuangkat kepalaku dan bergerak keatas mencium bibir Srini. Ia menyambutnya dengan ganas. Cairan yang berasal dari vaginanya kini membasahi juga bibir dan pipinya. Aku berusaha membimbing kemaluanku dengan tangan kanan, tapi Srini menahan dadaku dengan tanggannya, pertanda ia belum mau memulai. Ia memintaku duduk bersender, kemudian ia berlutut dihadapanku. Lalu dengan cepat ia mencengkeram kemaluanku yang juga sudah basah oleh cairan, lalu dikocoknya. Ia mengulurkan lidahnya ke arah kepala batangku yang sudah mulai tegang lagi, dan menjilatinya. Lalu seluruh batangkupun dijilatinya turun naik.

Dimasukkan batangku kedalam mulutnya sedikit sehingga hanya kepalanya saja yang ada dalam mulutnya. Ia mengenyotnya seperti es krim dan memutar-mutar kepalanya. Aku terpana dalam kenikmatan. Tidak disangka cewek cantik dan sopan di kantor bisa fantastis dalam soal sex. Ia pasti pernah nonton film blue, karena adegan semacam itu hanya ada dalam film semacamnya. Aku semakin merasa keenakan ketika ia memasukkan seluruh batangku kedalam mulutnya dan menghisap-hisapnya. Kepalanya turun-naik mengikuti kulumannya. Ia mendesah-desah dan pantatnya ikut bergoyang. Rupanya ia juga memainkan kelentit dan vaginanya dengan tangan kiri. Merasa tidak tahan aku menarik tubuhnya ke atas dan merapatkan kedua pahaku agar ia duduk mengangkangiku. Kugeser dudukku agak kebawah sehingga kemaluanku yang sudah tegang tepat berada dibawahnya. Ia meletakkan kedua lututnya di sofa dan merendahkan posisinya. Dengan tangan kirinya ia membimbing kemaluanku masuk kedalam vaginanya. Dengan memegang kedua pantatnya yang kencang itu aku menekan ke atas.

Batangku mulai masuk sedikit-demi sedikit. Lubang vagina terasa sempit dan menjepit kemaluanku. Rasa nikmat luar biasa menyelimuti tubuhku. Kini batangku sudah tertelan semua dan terasa ujungnya menyentuh dasar vaginanya. Srini menggoyangkan pantatnya ke kiri dan kanan, semacam isyarat agar aku mulai mengayuhnya. Dengan kedua tanganku kuangkat pantatnya perlahan, lalu kuturunkan lagi. Masih terasa sempit, tapi kali ini sudah licin oleh cairan yang keluar dari kedua alat kami. Tak lama kemudian batangku dengan lancar keluar masuk pintunya, diringi suara erangan Srini yang mulai keras. Deru nafasku pun mulai memacu. Betapa nikmat bersenggama di malam dingin seperti ini, dengan suara rintik hujang masih menemani enjotanku. Sambil mengayunkan pantatnya, aku mulai menyedot puting payudara Srini yang dari tadi menganggur. Kusedot dengan penuh nafsu. Terkadang Srini membantunya dengan meremas payudaranya sendiri dari arah tepi. Aku menghentikan ayunanku dan memintanya turun. Lalu kubalikkan badannya agar membelakangiku. Lalu dengan kakinya yang terbuka mengangkangiku kuturunkan tubuhnya.
Ia membantu menuntun kemaluanku dengan tangan kirinya ke arah lubangnya. Lalu "bless.." dengan mudah batangku masuk kedalam liang nikmatnya. Aku merasa geli campur nikmat. Batangku menggesek dinding vaginanya sangat terasa. Mungkin karena posisi zakarku dan lubang vaginanya yang berbalik bengkoknya. Ia menarik pantatnya ke atas perlahan, lalu menurunkannya dengan cepat. "Bless.." Begitu seterusnya. Karena semakin cepat, terdengar suara kecipak dengan keras tanda selangkangan kami beradu. Mulut Srini pun tak henti-hentinya merintih.

"Ahh.. terusshh.. ahh.. yaach.. begitu.. hh .. awww.."
Dengan tangan kanan aku meraih ke depan selangkangannya dan menggelitiki kelentitnya yang turun naik bersama tubuhnya. Sedangkan tangan kiriku meremas payudara kirinya.
"Yachh.. begituu.. aww .. aku hh.. nggak.. tahan.. nnhh.. ohh.. enaak.. maas.. "
Aku terus mengayuhnya tanpa menghiraukan rintihannya. Keringat telah mengucur dari tubuh kami membasahi sofa. Padahal cuaca masih dingin dengan rintik hujan seakan mengiringi kenikmatan kami berdua.

"Mas? hh.."
"Yahh.."
"Aku hh.. pegal.. ohh"
Serentak aku stop ayunanku dan memintanya berdiri. Akupun berdiri dan memintanya menghadap sofa. Lalu kurtekan punggungnya agar ia berpegangan pada sandaran sofa. Dengan meletakkan lututnya di sofa, ia menungging di hadapanku. Aku berlutut di di belakangnya, memandangi vaginanya. Aduhai, indah nian pantat perempuan ini, putih, mulus dan kencang dengan lipatan vagina yang montok tepat di depan mukaku. Aku mencium vagina itu dan menjilatinya sepuasku. Terkadang kelentitnya kukulum mesra.

Puas menjilatinya aku berdiri lagi. Dengan perlahan kutuntun batangku menuju sarungnya. Sambil memegang pinggangnya, aku menekan kedepan dan dengan sekejap batangkupun sudah tenggelam. Kukayuh dengan santai dan berirama. Srini mengikutinya dangan memaju-mundurkan pantatnya. Terkadang ia memutarnya. Terasa sekali kulit zakarku menggesek dinding vagina bawahnya sehingga rasa geli dan nikmat semakin meningkat. Terdengar suara "plok.. plok.." akibat pantatnya memukul perutku.
"Ahh .. ooh.. sshh .. uuhh.. awww.. nikmaat..hh .. " "terus..mass.."

Sambil merintih begitu Srini meraih tanganku dan mengantarnya ke dadanya. Secara otomatis aku meremasnya, memutarnya dan memelintir putingnya. Badan Srini berguncang hebat, tanda ia menikmati sekali persetubuhan ini. Aku menghentikan sebentar ayunanku dan berdiri tegak tanpa melepaskan kemaluanku dari lubang enaknya. Lalu kurapatkan kedua pahanya dan kini aku yang mengangkang. Dengan posisi seperti ini liang vagina Srini jadi semakin sempit. Aku semakin bernafsu menggenjotnya. Terasa zakarku dipilin-pilin semakin nikmat. Nampaknya Srini juga begitu. Tapi posisi seperti itu tidak lama kami lakukan karena Srini keburu merasa pegal.

Akhirnya kami merubah posisi lagi. Ia duduk bersenderkan senderan sofa menghadapku dengan kaki yang dibuka lebar. Terlihat vaginanya yang sudah kecoklatan, kencang dan tegang dengan cairan yang membasahi sofa. Aku berlutut dihadapannya dan dengan satu tangan aku menuntun jagoanku ke arah lawannya. "Bless.." ia masuk lagi dengan gagah. Srini merintih panjang.
"Ahh.. ah..ah..ah!"

Secara refleks ia melingkarkan kedua kakinya ke pinggangku. Lalu ia mengangkat kakinya keatas dibantu kedua tangannya yang memegang kedua bawah lututnya, sehingga pahanya menyentuh perutnya. Terasa vaginanya membuka lebar. Batang zakarku semakin lancar saja keluar masuk lubang nikmatnya. Dengan posisi ini zakarku keluar masuk dengan lancar. Tetapi karena posisi berlututku lebih tinggi dari pantatnya, bagian atas batangku jadi menggesek kencang dinding luar atas vaginanya, bahkan sering menggesek klitorisnya. Srini jadi semakin blingsatan keenakan. Ia mengerang hebat. Kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan.
"Ahh.. aw! Aw! Aw! terusshh.. Iyaa.. Ituu.. teruuss.. oh! Oh! Oh! aahh..!"

Dengan menumpukan pada kedua tanganku ke sofa, aku berusaha menangkap bibirnya dengan bibirku. Ia menerkamnya dan memelukku. Bibirku digigit-gigitnya ganas. Lidahnya dengan liar memasuki mulutku. Terkadang ia mengenyot bibirku dengan rakus.
"Mass.. aduhh.. enakh.."
"Cepetinn.. dongh.. aku mau.. keluarrhh aw! Aw! Aw! Ohh.. Ah! ah! "

"Aku juga.. ahh.. ahh!" sahutku sambil mempercepat goyanganku.
Ia pun semakin bergairah memutar pantatnya. Jari tangannya menjenggut-jenggut rambutku hingga kusut.
"Ahh.. ahh.. aahh.. aahh.."
"Hiyah.. hiyah.. yahh.. aahh"
Serr.. serr.. ser! Ser! Dengan sepenuh tenaga kuhunjamkan zakarku. Sekali. Dua kali. Bersamaan dengan itu Srini memelukku dengan erat. Badannya mengejang. Bibirnya merenggut ganas bibirku dan menyedotnya denan rakus.

"Mmmff.. mmff.. ahhmm.."
Hanya itu yang keluar dari mulut kami. Aku tumbang di atas badan empuk Srini. Ia memelukku erat. Zakarku banyak sekali menyemprotkan air mani. Begitu banyaknya, aku tidak bisa membedakan lagi mana yang berasal dari dalam vagina Srini. Semua bercampur dalam puncak kenikmatan orgasme kami. Keringat, air mani, ludah dan cairan lainnya. Sulit untuk melukiskan kenikmatan yang kami alami, di malam buta, demgam rintik hujan masih turun dan cuaca puncak yang dingin, seakan ingin menambahkan kenikmatan bagi kami berdua..

"Mas?!"
"Hmm.."
"Mas..?!"
"Ya sayang..?!"
Aku menatapnya. Ia tersenyum, tapi ada linangan air mata di pipinya. Aku mengusapnya. Aku baru mau mengucapkan sesuatu, tapi ia menutup bibirku dengan jari tangan kanannya. Lalu bibirnya mengecup bibirku, lembut.

"Aku bahagia.."
"Tidur yuk? Udah jam dua"
"Gendong aku dong.."
"Aku coba ya?"
Setelah membersihkan masing-masing kemaluan kami, dengan telanjang bulat aku mencoba menggendongnya ke kamar, dalam keadaan bugil pula. Badannya langsing sehingga tidak terlalu berat untuk kuangkat. Ia ketawa cekikikan ketika kucium dadanya. Ia menggeleng manja ketika ia akan kuletakkan di tempat tidur sebelahku. Akhirnya badannya yang montok itu kutaruh perlahan di tempat tidurku. Tangannya masih menggayut leherku ketika aku hendak mengambil selimut, seakan tidak ingin kehilanganku sesaatpun. Akhirnya kami tidur di dipanku, meskipun agak sempit. Dengan kaki kanan yang menaiki perutku, ia tidur disisi kananku dengan kepala terkulai didadaku. Aku membelai rambutnya dan pikiranku menerawang, menikmati sisa-sisa persenggamaan tadi..

*****

Aku terbangun pukul tujuh. Aku menengok kiri kanan. Srini tidak ada di tempat tidurku. Aku buru-buru keluar kamar mencarinya, dengan hanya bersarungkan selimut. Ternyata ia sedang di dapur menyiapkan sarapan. Ia memakai daster tipis warna biru muda Aku berjalan menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Ia terkejut perlahan.
"Sudah bangun?"
"Koq nggak ngebangunin?" Aku balik bertanya.
"Ngebangunin yang mana?"
"Eee.. dua-duanya"
"Nakal yach.."
Aku menciumi pipinya berkali-kali. Kedua tanganku menyelinap dibawah ketiaknya dan terus meraba ke arah selangkangannya. Ia diam saja, tak bereaksi. Kuraba-raba, ternyata ia tidak menggunakan apa-apa dibalik daster tipisnya

"Belum puas?" tanyanya.
"Kalau diberi lagi sih.., nggak nolak"
"Doyan ya..?"
"Kan katanya sampai empat rit.."
Ia mencubit tanganku keras dan lama.
"Nakal nih.." katanya.
Aku tengah menikmati badannya yang kupeluk dari belakang,
ketika tiba-tiba dari atas terdengar suara handphonenya berdering. Ia bergegas melepaskan roti yang tengah dibubuhi selai dan naik tangga ke kamarnya. Aku jadi deg-degan nggak karuan. Padahal cuma dering handphone.

Aku khawatir Samsi sudah menelpon dari tadi, tapi tidak dijawab karena istrinya tengah terlena dalam pelukanku. Tak lama kemudian Srini turun kembali dengan senyumnya yang manis. Wajahnya tetap cantik meskipun baru bangun tidur.
"Mau dijemput?" tanyaku gugup.
Ia melingkarkan tangannya dileherku dan memelukku erat. Bibirnya menciumku. Hangat.
"Emangnya kenapa?" Tanyanya manja.
"Kita harus siap-siap, supaya kelihatan nggak ada apa-apa"
"Kalau kita begini, emangnya dia perduli?"
Astaga, si Cantik ini sudah berani memberontak rupanya. Aku tidak mau jadi runyam nantinya.

"Sri.. jangan dong, nanti berabe.." Ia mengecupku lagi.
"Nggak usah khawatir. Aku juga nggak sembarangan. Kan boleh selingkuh, yang penting keluarga utuh.. mm.. Mas Samsi bilang mau jemput jam sepuluh. Tapi.. siapa yang percaya sama omongannya? Keseringan ngibulnya.." Bibirnya mencibir manja.
Giliranku menciumnya. Mesra. Ia menatapku. Matanya yang bulat segar dengan bulu mata yang lentik kelihatan begitu sayu. Kasihan si Cantik ini. Nampaknya ia harus melewati malam-malam yang panjang dan sepi, karena suaminya akhir-akhir ini jarang pulang. Aku menciumnya lagi, kali ini lebih menekan. Ia membalas. Jadilah pagi ini kami saling melumat dan memagut. Tanganku mulai merayap di belakang badannya terus turun ke pantatnya lalu meremasnya.

"Mau sarapan roti atau yang lain?" tanyanya berbisik.
"Kamu suka yang mana?" Aku balik bertanya.
"Yang lain dulu ya?" Tanpa menunggu jawaban tangannya segera melepaskan selimut yang terlilit di badanku, sehingga dengan sekejap aku berbugil ria. Ia cekikikan melihat kemaluanku yang mulai tegang. Dicekalnya dengan dua tangan dan diurutnya sambil digesekkan ke selangkangannya yang tertutup daster. Sementara bibirnya dengan ganas menciumi bibirku. Lidahnya mulai liar lagi menjelajahi bagian dalam mulutku. Aku tak mau ketinggalan. Daster tipisnya kutarik ke atas dan segera kuremas kedua daging pantatnya yang tak tertutup celana dalam. Ia segera melepaskan tangannya dari kemaluanku dan menarik dasternya ke atas serta melepaskannya sehingga kami telanjang bulat di pagi yang dingin ini.

Aku segera memeluknya, meneruskan ciuman yang tertunda dan melanjutkan belaian kami. Ia menggesekkan payudaranya yang kecil, putih dan montok itu ke dadaku yang berbulu. Aku membalasnya dengan menggesekkan kemalunaku yang sudah berdiri tegak ke selangkangannya yang berbulu hitam lebat, sambil meremas gemas kedua daging pantatnya. Ia bergelinjang hebat. Srini melepaskan ciumannya. Kemudian menyuruhku duduk di bangku makan yang tersedia. Ia lalu berlutut di hadapanku. Tanpa malu ia mencengkeram batang zakarku, menjilati kepalanya dan memasukkan kemulutnya. Sekejap kemudian ia sudah asyik menghisap dan mengulum batang nikmatku itu dengan lancar, tanpa rasa jijik sedikitpun. Aku terpana dengan kepiawaiannya membangkitkan gairahku.

Aku hanya bisa merintih dan bergumam merasakan kenikmatan dan kehangatan mulutnya menghisap dan memelintir batang dagingku. Terdengar kecipak ketika ia menarik batangku dengan mulutnya. Lalu ia masukkan kembali dengan semangat. Terkadang bagian bawah kemaluanku disusur dengan lidahnya, kemudian ujung lidahnya berputar di atas kepala batangku. Geli dan nikmat rasanya. Srini kemudian berdiri dan berbalik membelakangiku. Lalu dengan mengangkangi lutuku ia menurunkan pantatnya. Aku ikut memegang pinggangnya. Dengan satu tangannya ia memegang batangku yang sudah menegang dan mengarahkan ke kemaluannya. Sementara tanganya yang lain menarik kulit di atas kemaluannya yang berbulu lebat itu.
"Kamu nggak mau di hisap dulu?" Tanyaku berbisik.
"Nggak usah.. hh udah basah nih.." jawabnya penuh nafsu.
Perlahan batang kemaluanku memasuki lubang vaginanya. Benar saja, lubangnya telah basah oleh cairannya sendiri, sehingga meskipun agak lambat, batangku masuk dengan lancar. Betapa nikmat kurasakan. Batangku terasa diurut dan dihisap kemaluannya. Dengan berpegang ke meja di hadapannya ia mengangkat badannya. Perlahan batang kemaluanku keluar dari lubang vaginya. Kembali batangku terasa ditarik lembut oleh kemaluannya. Tak lama kemudian ia pun turun naik dengan lancar di atas batang kemaluanku yang tegak bagai tiang bendera. Begitu bersemangatnya Srini, sampai meja makan di depan kami ikut bergeser dan berbunyi di atas lantai kayu yang licin dan dingin.

Mulutnya mengerang tak henti-hentinya, menandakan ia terbawa dalam kenikmatan hebat. Ketika tengah mengayuh hebat, Srini berhenti sejenak. Lalu berdiri dan berbalik menghadapku. Dengan mengangkangkan kakinya ia kembali menurunkan badannya. Dengan satu tangan diantara tubuh kami, dituntunnya galah dagingku ke arah kemaluannya. "Bless.." Zakarku kembali masuk dengan ganas. Mulut Srini mulai mencari mulutku. Aku tidak tinggal diam. Segera kusambut mulutnya yang tetap ranum walaupun tidak memakai lipstik itu, dengan ciuman yang panas dan bergelora. Kami saling menjilat, mengulum dan tekadang menggigit. Erangan Srini makin hebat. Goyangan pantatnyapun makin hebat. Nampaknya ia mau orgasme. Betul saja. Ia memagut bibirku dengan kasar dan kedua tangannya memeluk badanku erat-erat. Seiring enjotannya berhenti, badannya mengejang. Serr.. srr.. crot! crot! Air maninya mnyembur batangku yang tengah tenggelam di lubang nikmatnya.

Ia mengangkat pantatnya sekali dan menurunkannya. Nampaknya untuk memaksimalkan kenikmatan yang ia dapatkan. Badannya kini berkeringat, padahal cuaca di masih dingin, maklum di puncak. Kemudian ia terkulai menyender di badanku, padahal batangku masih tegak dan keras tertanam di lubang kewanitaannya. Biasanya bila aku bersetubuh pagi hari, aku memang agak susah untuk orgasme dengan cepat. Srini memandangku manja. Ia mencium pipiku.
"Belum keluar?"
"Belum"
Ia lalu mengangkat pantatnya sehingga batangku keluar dari lubangnya. Tegak dan penuh cairan nikmat yang diberikan vagina Srini. Dengan satu tangan Srini mengambil cairan dari batangku dan mengoleskannya di sekitar liang duburnya. Lalu ia mengangkat pantatnya kembali dan menurunkannya di atas batang zakarku. Kali ini ia menuntun batangku ke arah duburnya.

"Sri.."
"Ssstt.." Ia meletakkan telunjuknya di bibirku sebagai tanda bagiku untuk tidak bicara.
"Just do it.." katanya, "it is special for you.."
Ia pun menurunkan kembali pantatnya. Ketika kepala batangku menyentuh lubang duburnya, aku merasa betapa kecil lubang itu. Tapi Srini seakan tidak perduli. Ia terus menekan pantatnya ke arah batang dagingku. Matanya terpejanm sambil merasakan apa yang terjadi di bagian duburnya. Ketika ujung batangku mulai menyeruak lubang pantatnya, ia menyeringai. Tapi ia terus menkan pantatnya, sehingga kepala batangku masuk. Aku merasakan nikmat luar biasa. Batangku serasa terjepit hebat oleh lubang daging yang sempit.

Ia mengangkat pantatnya. Lalu diturunkannya lagi kali ini setengah batangku masuk. Ditariknya lagi. Lalu ditekannya lagi sehingga batang kemaluanku amblas tertelan lubang duburnya itu. Tak terkatakan rasa nikmat yang kudapatkan dengan batang dagingku yang dipilin-pilin oleh lubang sempit ini. Apalagi ia kemudian dengan lancar turun naik dan menggoyang pantatnya kiri-kanan. Cewek ini begitu hebat dalam bercinta. Dan betapa beruntungnya aku karena ia memberikan sesuatu yang khusus buatku, yang ia tidak berikan pada suaminya.
"Ahh.. teruss.. ahh.. uh! Uh! ..aww"
"Ohh.. awh! awh!nikh.. matthh.. ohh.."

Dijepit oleh lubang yang swmpit seperti itu, batang kemaluanku jadi tak tahan. Aku ikut memegang pinggangnya dan menaik-turunkan pantatnya agar gesekkan terhadap batangku semakin cepat. Akhirnya kuangkat pantatnya dan kukeluarkan batangku. Kini giliranku mencapai puncak kenikmatan Ahh.. Cret! Cret! Creett! Serr.. Serr.. Air maniku muncrat dengan kencang ke atas meja dan lantai di bawahnya. Aku memeluk tubuh telanjangnya dengan erat. Keringat membasahi tubuhku dan Srini mengusapnya dengan manja. "Enak?!" tanyanya.

"Luar biasa.. koq pinter sih..?!"
"Kursus dong.."
"Dimana..?! Emangnya ada kursus begituan..?!"
"Ada.. film tripel?!"
"Suka nonton yach..!? Pantes.." Kami terdiam sejenak.
"Pinter goyang begini koq sering dianggurin, kan sayang.."
"Makanya kalau Mas mau kita bisa janjian.."
"Astaga. Aku nggak berani ah.."
"Kan bisa diatur.. Aku juga nggak sembarangan.."

Aku diam. Aku berpikir, kesempatan seperti ini memang langka dan tidak mungkin terulang. Selain jauh dari Jakarta, kebetulan semua orang lagi nggak ada. Nah kalau di Jakarta? Kalau semua orang di kantor tahu bagaimana?
"Kita lihat saja nanti deh.. Kan kamu yang punya kesempatan"
"benarr yaa. Nanti kalau lagi kosong aku telepon."
Kami kemudian sarapan. Aku minum STMJ yang memang dibawakan oleh teman-teman panitia dalam bentuk sachet ketika berangkat. Jam di dinding menunjukkan pukul delapan. Tiba-tiba telepon di samping TV berdering. Aku menjawabnya.

"Hallo.."
"Halo, dengan Pak Riki..?"
"Ya, saya sendiri.."
"Kami petugas front office. Ada beberapa dokumen yang harus ditandatangani bapak sebelum bapak pulang."
"O ya, nanti saya ke sana sekitar jam sembilan."
"Baik, terima kasih pak."
Aku akan bergerak mandi, tetapi Srini minta duluan. Akhirnya, sambil berselimut aku nonton TV. Terdengar suara Srini memanggilku dari dalam kamar mandi.
"Ada apa?" tanyaku dari depan pintu kamar mandi.
"Tolong ambilkan lulurku dong, di atas" katanya.
"Di tas?"
"Ya, di kantong luar"
Aku segera berlari ke kamar atas dan turun lagi dengan membawa lulur mandinya.

"Nih" kataku tanpa membuka pintu kamar mandi.
"Masuk aja Mas, nggak dikunci koq."
Aku masuk dan mendapatinya sedang telanjang bulat. Ia memandangku sambil tersenyum. Aku jadi membuang muka. "Lulurkan ke badanku dong."
"Hah?! Nggak ah.."
"Ayo dong mas, kapan lagi.." Ia memelas.
Akhirnya akupun menuruti kemauannya. Ia memang benar, kapan lagi aku bisa bersamanya dalam suasana seperti ini. Tidak ada jarak, tidak ada penghalang, walau sehelai benangpun. Akupun mengoleskan lulur itu mulai dari punggungnya, pinggangnya, dan pantatnya. Sementara ia berdiri tegak membelakangiku.

"Depannya juga dong.." katanya sambil memutar badannya.
Aku mengoleskan lulur mulai dari lehernya, lalu dadanya-sambil meremas dan membelanya tentunya-, terus ke perutnya dan selangkangannya. Ia membawa tanganku ke kemaluannya. Aku tidak menolak, membelainya dengan jariku. Tangan kanannya mengikuti tanganku sedangkan matanya memandangku, sayu. Ia mendekatkan bibirnya, lalu mencium bibirku lembut. Batang kemaluanku mulai bergerak naik.
"Mas.."
"Hmm.."
"Kakinya juga dong"
"Oh ya, sorry.." Aku lalu mengolesi kedua pahanya, lututnya dan telapak kakinya.

"Gantian, sini aku lulurkan.." Katanya setelah aku selesai.
Akupun membuka selimut yang melilit badanku, lalu berdiri membelakanginya. Ia mengoleskan lulur ke seluruh tubuhkku, sama yang kulakukan terhadapnya. Bedanya, ketika ia mengoleskan lulur ke bagian depan tubuhku, ia tinggalkan batang kemaluanku. Baru setelah selesai semua, ia menjilati batang kemaluanku dan menghisapnya. Batang kemaluanku yang setengah tegang itu kini malah jadi keras lagi karena kulumannya. Setelah puas mengulum dan menjilati batang kemaluanku, ia mengolesinya dengan lulur dan mengocok dengan tangannya. Ia pun berdiri dan memandangku.

"Sekali lagi ya..? Terakhir.." Aku tak menjawab, tetapi melingkarkan kedua tanganku kepinggangnya yang penuh lulur itu.
Dalam sekejap kamipun berciuman dengan ganas. Ia meletakkan kedua tangannya memeluk leherku. Akupun memeluknya semakin ketat. Ia menggesekkan dadanya ke dadaku, aku menggesekkan kemaluanku yang berdiri tegak itu ke bawah perutnya. Kamar mandi yang dingin ini berubah menjadi hangat karena nafsu birahi kami. Ia mendudukkanku pada toilet duduk. Lalu berjongkok dihadapanku dan mulai mengocok batang zakarku dengan cairan yang keluar dari. Lalu ia mendekatkan dadanya ke batangku. Sambil memegang kedua payudaranya dari tepi ia meletakkan batangku di tengah kedua payudaranya dan memaju-mundurkan dadanya. Terasa geli campur nikmat memancar dari kemaluanku yang terjepit di antara dadanya itu.

Cairan makin banyak keluar dari kepalanya. Srini terus memainkan kemaluanku dengan kedua payudaranya yang putih dan montok itu. Aku menyender pada toilet duduk itu sambil menikmati fantasi sex yang ia ciptakan. Cewek ini bermain seakan tidak pernah puas. Nampaknya ia ingin menikmati sepuas-puasnya kesempatan yang didapatkannya. Mungkin suaminya sering keletihan pulang kerja sehingga tidak sempat melayaninya di atas ranjang. Aku tersadar ketika ia menghentikan permainan dadanya terhadap batangku. Lalu ia berdiri membelakangiku dan kembali menurunkan pantatnya.

"Ini posisi favoritku.." katanya tanpa menunggu komentarku.
Segera ia menangkap batang zakarku yang sudah tegak itu dan membimbingnya memasuki vaginanya. "Bless.." Dengan lancar kini batang itu menerobos sarungnya.
"Ahh.. nikmaat.." katanya sambil menyenderkan badannya ke arahku.
Aku memeluknya sambil meremas kedua payudaranya dan mulutku mencari bibirnya. Ia menyambutnya dengan mesra. Lalu dengan semangat membara ia mulai mengayuh pantatnya, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan kanan. Aku menimpalinya dengan menggenjot batangku ke atas keras-keras sehingga timbul suara keplokan yang menambah indah suasana pagi ini.

Perjuangan mencari puncak kenikmatan kini dimulai lagi. Tidak puas dengan posisi mendudukiku dari belakang, ia berbalik menghadapiku dan mengangkangiku. Lalu sambil duduk ia menggenjot kemaluannya. Aku pun tak berkeberatan dan ikut memainkan batangku sambil meremas-remas pantatnya dan menjilati payudaranya. Srini lalu berdiri. Sambil menyender ke dinding kamar mandi yang dingin ia minta agar aku menyetubuhinya sambil berdiri. Aku menikmatinya bahkan mengangkat kedua kakinya ke pinggangku. Srini tanpaknya merasa senang sekali aku mengikuti semua gaya yang dimintanya tanpa komentar. Akhirnya ia minta disetubuhi dengan gaya biasa, tidur telentang dengan kedua kakinya diangkat ke pundakku. Pada posisi inilah ia mengalami orgasme.

Sedangkan aku terus menggenjotnya, sehingga ketika melakukan doggy style aku baru bisa mencapai nikmatku yang kedua di pagi ini. Dan kali ini ia tidak membiarkan kemaluanku muntah dalam vaginanya, tapi dalam mulutnya. Ia tidak merasa jijik sedikitpun. Bahkan sebagian air maniku ditelan begitu saja bagai menelan air minum!

* * * *

Selesai merapikan semuanya, aku menuju front office untuk menyelesaikan seluruh administrasi. Tidak lama kemudian driver kantor datang menjemput. Seolah tidak terjadi apa-apa, kamipun pulang ke Jakarta. Dan sepanjang jalan kami tertidur kelelahan..

Srini menepati janjinya ketika di puncak. Sejak saat itu kami sering membuat janji jika suaminya sedang sibuk dan tidak bisa pulang. Kami bertemu di sebuah hotel dan mengulangi kepuasan yang kami dapatkan ketika di puncak. Aku tidak tahu sampai kapan hubungan ini akan berlanjut.

Related Posts:

Cerita Seks Sedarah Dengan Mertuaku di Ranjang Istriku

Kisah cerita sex terjadi 1,5 tahun lalu ketika kami baru saja pindah rumah. Dan rumah yang kami tempati memang jadi cukup jauh dengan orang tua kami. Sehingga hampir sebulan dua kali ibu mertuaku suka menginap di rumah kami, sekedar untuk menengok istri dan anakku. Ibu mertuaku orang biasa sewajarnya wanita berusia 37 tahun, dia memiliki tubuh gempal dengan tinggi sekitar 160 cm. Wajahnya manis dan kulitnya putih mulus, sangat serasi dengan penampilan jilbab dan baju kurung yang tertutpnya. Haubunganku dengannya biasa saja, terlelu dekat tidak, jauh pun tidak.cerita sex sedarah

Hari itu aku sudah mengira kalo di rumah akan ada ibu mertuaku yang biasa ku panggil mamah Lilis. Ternyata tebakanku tepat, dia tengah memasak dengan istriku.

Entah kenapa malam itu mertuaku ingin tidur bareng istriku, dan menyuruhku tidak pindah tapi bertiga saja sekamar. Aku sih tidak ada masalah, dan mau-mau saja, kebetulan ranjang kami besar dan lebar, bahkan muat untuk 4 orang juga. Istriku mertuaku tidur di tengah karena dia tidak biasa kalo tidur di tengah-tengah. Mertuaku pun tidak mempermasalahkannya dan kami pun tidue debgan posisi ibu mertuaku tidur di tengah antara aku dan istriku dan kamipun mulai tertidur.

“cerita sedarah”Sekitar pukul setengah 12 malam aku terbangun karena ingin buang air kecil. Setelah itu aku kembali ke kamar dan aku melihat mertuaku yang tidur membalik ke arah istriku. Kulihat jelas pantatnya yang besar yang kala itu dia menggunakan baju kurung warna biru. Dia juga mengenakan kerudung sekalipun lagi tidur. Akupun melihat betisnya yang ptih mulus dan berisi. Pikiran negatifku pun kembali muncul dan membuatku berpikir untuk mencumbunya. Aku segera berbaring mengarah ke mertuaku yang posisis tidurnya membelakangiku. Penisku semakin berdiri dan ingin sekali rasanya menancapkannya ke liang anusnya yang bulat dan besar itu.
Cerita Seks Sedarah Dengan Mertuaku di Ranjang Istriku

Akupun perlahan mendekati dan mengenakan kakiku ke betisnya yang lembut itu. Aku diamkan sejenak kemudian aku coba gesekkan perlahan. Rupanya dia memang tidur, dan akupun mulai bergerak perlahan mendekatinya. Aku memperhatikan istriku yang tertidur pulas dan kurasa aman. Lalu aku mencoba menempelkan penisku yang masih terbungkus celana pendekku ke pantat mertuaku. Mertuaku masih diam saja bahkan ketika kumulai gerakkan penisku yang begesekkan dengan pantatnya. Kemudian akupun mulai menggerakan tanganku negarah ke pahanya dan perlahan aku elus-elus. Tiba- tiba istriku bergerak membuatku kaget dan langsung menghentikan gerakanku. Ternyata dia mengigau. Ah sial pikirku yang sudah melepaskan kaki dan tanganku dari tubuh mertuaku. Akupu ingin melakukannya lagi tapi takut kali ini mertuaku terbangun.

Beberapa menit kemudian mertuaku bergerak merapat kepadaku, rupanya dia bangun karena dia batuk. Aku heran kenapa dia bergerak padaku. Langsung saja otak mesumku bereaksi dan menggerakan tanganku untuk merabanya lagi. Saat aku merabanya, mertuaku batuk dan mengagetkanku. Tapi dia hanya diam saja. Lalu kulihat dia menyingkapkan rook nya sedikit keatas sehingga terlihat sampai ke belakang lutunya. Aku yakin kalo dari tadi mertuaku bangun dan sadar kalo aku meraba-rabanya. Kemudian aku nekad bertnaya padanya.

“mamah dari tadi nggak tidur?” bisikku
Dian hanya diam saja, padahal aku tahu pasti kalo dia tidak tidur. Aku berpikir kalo dia pasrah kalo sekalipun aku lakukan sesuatu kepadanya. Kemudian aku lebih merapatkan tubuhku ke mertuaku. Aku buka perlahan penisku yang sudah kembali keras. Aku raih tangan mertuaku dan mengarahkannya ke penisku, dan aku biarkan dia genggam penisku. Dia hanya diam saja.aku buak perkahan celanaku sehingga aku hanya mengenakan baju tanpa celan dan memenag tertututpi sama selimut. Kemudian aku naikkan rok mertuaku sambil aku usap pahanya yang mulus dan lembut. Dia sedikit bergerak karena mungkin terangsang olehku.
“gerakin dong mah tangannya” bisikku padanya.

Kemudian dia menlakukanapa yang aku minta. Dia remas dan kocok penisku pelan-pelan. Tenganku mulai masuk ke daerah vaginanya yang ternyata telah basah. Akupun semakin bergairah untuk melakukan hubungan seks gila ini. Kulepaskan tangannya dari penisku dan langsung saja kudekatkan pada anusnya. Aku coba memasukkanya ke lobang vaginanya, tapa ternyata susah karena posisi kami dan juga kami lakukan dengan hati-hati karena takut istriku bangun. Aku biarkan saja penisku digencet oleh kedua paha mertuaku yang besar dan berisi. Sementara itu aku meulai membuka risleting bajunya yang terletak di punggungnya.pelan-pelan sekali aku lepaskan busananya berikut bra dan cd nya. Kini dia telanjang bulat diantara aku dan istriku, aku ciumi punggung dan lehernya.
 
Beberapa menit kemudian aku nekad dan berbisik “mah aku naikki aja mamah ya”
Kemudian dia bergerak dan merubah posisi nya jadi berbaring. Akupun pelan-pelan menaiki tubuhnya yang besar itu. Dia masih menutup matanya seakan tak mau tahu kalo aku sedang menungganginya. Sesekali dia mendesah kecil ketika kuremas dadanya. Akupun mulai menciuminya dan menjilati leher samapi ketiaknya. Kemudian aku mulai mengarahkan penisku ke vaginyanya. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk meluputkan penisku ke liang kenikmatannya karen memang vaginanya sudah nggak sempit lagi.aku kocokkan perlahan dan seseklai dpercepat. Aku lakukan itu sekitae 10 menita hingga terasa cairan hangat menyemburpenisku. Rupanya dia telah mencapai surganya. Akupun menyuruhnya merubah possisi. Kini dia diatas menindihku, dan mengulang lagi gerakanku tadi. Sampai beberapa menit kemudian aku orgasme dan meledakannya di dalam vagina mertuaku itu. Setelah itu barulah dia berani mebuka matanya dan tersenyum manis padaku. Aku ahnya bisa bilang “maaf mah!”

Kemudian dia menciumiku dan memelukku erat. Kami berpelukan sangat lama sekali sampaia akhirnya dia memakai kan kembali busananya pelan-pelan, begitu pula aku karena takut istriku curiga. Setelah itu kami berciuman lagi beberapa lamanya. Kemudian kami tertidur karena letih dengan permainan gila kami. Bagaimana tidak, aku menyetubuhi mertuaku disamping anaknya sekaligus istriku yang tengah tertidur di ranjang yang sama.

Besok paginya aku bangun palingakhir. Dan kuliahat istri dan mertuaku tengah mengobrol di teras depan. Kemudian setelah membasuh muka,aku menghamoiri mereka. Kulaihat mertuaku tersenyum tipis, dan aku balas senyumnya.

“wah kayaknya masak nih!” kataku.
“eh yang udah pulang!” seru istri ku penuh senyuman.
Kemudian akupun beranjak menuju kamar mandi untuk mandi. Rupanya disana aku melihat sebuah cd yang tergantung pada sebuah paku. Aku yakin kalo itu bukan milik istriku, dan aku menira cd itu pasti milik mamah Lilis, soalnya kelihatah dari ukurannya yang besar. Kuambil dan tercium aroma sedap darti cd itu. Ya tepat, itulah aroma vagina yang menempel di cd warna kerm itu. Aku hirup lagi aromanya yang cukup menggairahkan, tak sadar ternyata penisku berdiri karena aroma tersebut. Aku berpikir, cd nya aja sudah menggairahkan, apalagi veginanya.

“Sial, apa-apaan aku, dia kan ibu mertuaku” pikirku.
Kemudain aku selesai mandi dan siap untuk berkumpul bersama keluargaku. Malam itu memang agak special, karena mertuaku membuatkan kamikaredok buatannya yang sangat aku sukai.  Kamipun menyantapnya dengan penuh suka cita dan rasanya mneyenangkan banget bisa makan bersama denagan istri dan mertuaku. Sesekali aku pandangi wajah mertuaku karena aku masih kepikiran aroma dari cd nya tadi. Kulihat senyumnya yang manis, kemudian pandanganku mulai turun ke bagian dada yang terlihat dangat menonjol lekukan gunung kembar yang sangat besar. Kayaknya memang sudah tidak kencang, tapi tetap indah dipandang.

“bapak gak ikut mah?” tanyaku basa-basi
“bapak kan kerja di jakarta!” jawab mertuaku penuh senyum.
Entah kenapa kau berpikir yang menyimpang, apadahal dia adalah ibu mertuaku, tapi entah kenapa aku seakan ingin bersenggam dengannya. Kemudian aku membayangkan bagaimana kalo malam ini aku bercinta dengannya, kayaknya asik pikirku. Tapi bagaimna bisa, selain dia mertuaku, belum lagi disini ada istriku. Beberapa lama kemudian istriku mengambil minuman penutup yaitubandrek kesukaanku. Kamipun menutup acara makan malam kami dan karena kami sudah cape dan ngantuk makanya kami pun langsung tidur.
Entah kenapa malam itu mertuaku ingin tidur bareng istriku, dan menyuruhku tidak pindah tapi bertiga saja sekamar. Aku sih tidak ada masalah, dan mau-mau saja, kebetulan ranjang kami besar dan lebar, bahkan muat untuk 4 orang juga. Istriku mertuaku tidur di tengah karena dia tidak biasa kalo tidur di tengah-tengah. Mertuaku pun tidak mempermasalahkannya dan kami pun tidue debgan posisi ibu mertuaku tidur di tengah antara aku dan istriku dan kamipun mulai tertidur.

Sekitar pukul setengah 12 malam aku terbangun karena ingin buang air kecil. Setelah itu aku kembali ke kamar dan aku melihat mertuaku yang tidur membalik ke arah istriku. Kulihat jelas pantatnya yang besar yang kala itu dia menggunakan baju kurung warna biru. Dia juga mengenakan kerudung sekalipun lagi tidur. Akupun melihat betisnya yang ptih mulus dan berisi. Pikiran negatifku pun kembali muncul dan membuatku berpikir untuk mencumbunya. Aku segera berbaring mengarah ke mertuaku yang posisis tidurnya membelakangiku. Penisku semakin berdiri dan ingin sekali rasanya menancapkannya ke liang anusnya yang bualt dan besar itu.

Akupun perlahan mendekati dan mengenakan kakiku ke betisnya yang lembut itu. Aku diamkan sejenak kemudian aku coba gesekkan perlahan. Rupanya dia memang tidur, dan akupun mulai bergerak perlahan mendekatinya. Aku memperhatikan istriku yang tertidur pulas dan kurasa aman. Lalu aku mencoba menempelkan penisku yang masih terbungkus celana pendekku ke pantat mertuaku. Mertuaku masih diam saja bahkan ketika kumulai gerakkan penisku yang begesekkan dengan pantatnya. Kemudian akupun mulai menggerakan tanganku negarah ke pahanya dan perlahan aku elus-elus. Tiba- tiba istriku bergerak membuatku kaget dan langsung menghentikan gerakanku. Ternyata dia mengigau. Ah sial pikirku yang sudah melepaskan kaki dan tanganku dari tubuh mertuaku. Akupu ingin melakukannya lagi tapi takut kali ini mertuaku terbangun.

Beberapa menit kemudian mertuaku bergerak merapat kepadaku, rupanya dia bangun karena dia batuk. Aku heran kenapa dia bergerak padaku. Langsung saja otak mesumku bereaksi dan menggerakan tanganku untuk merabanya lagi. Saat aku merabanya, mertuaku batuk dan mengagetkanku. Tapi dia hanya diam saja. Lalu kulihat dia menyingkapkan rook nya sedikit keatas sehingga terlihat sampai ke belakang lutunya. Aku yakin kalo dari tadi mertuaku bangun dan sadar kalo aku meraba-rabanya. Kemudian aku nekad bertnaya padanya.
“mamah dari tadi nggak tidur?” bisikku
Dian hanya diam saja, padahal aku tahu pasti kalo dia tidak tidur. Aku berpikir kalo dia pasrah kalo sekalipun aku lakukan sesuatu kepadanya. Kemudian aku lebih merapatkan tubuhku ke mertuaku. Aku buka perlahan penisku yang sudah kembali keras. Aku raih tangan mertuaku dan mengarahkannya ke penisku, dan aku biarkan dia genggam penisku. Dia hanya diam saja.aku buak perkahan celanaku sehingga aku hanya mengenakan baju tanpa celan dan memenag tertututpi sama selimut. Kemudian aku naikkan rok mertuaku sambil aku usap pahanya yang mulus dan lembut. Dia sedikit bergerak karena mungkin terangsang olehku.
“gerakin dong mah tangannya” bisikku padanya.
Kemudian dia menlakukanapa yang aku minta. Dia remas dan kocok penisku pelan-pelan. Tenganku mulai masuk ke daerah vaginanya yang ternyata telah basah. Akupun semakin bergairah untuk melakukan hubungan seks gila ini. Kulepaskan tangannya dari penisku dan langsung saja kudekatkan pada anusnya. Aku coba memasukkanya ke lobang vaginanya, tapa ternyata susah karena posisi kami dan juga kami lakukan dengan hati-hati karena takut istriku bangun. Aku biarkan saja penisku digencet oleh kedua paha mertuaku yang besar dan berisi. Sementara itu aku meulai membuka risleting bajunya yang terletak di punggungnya.pelan-pelan sekali aku lepaskan busananya berikut bra dan cd nya. Kini dia telanjang bulat diantara aku dan istriku, aku ciumi punggung dan lehernya.

Beberapa menit kemudian aku nekad dan berbisik “mah aku naikki aja mamah ya”
Kemudian dia bergerak dan merubah posisi nya jadi berbaring. Akupun pelan-pelan menaiki tubuhnya yang besar itu. Dia masih menutup matanya seakan tak mau tahu kalo aku sedang menungganginya. Sesekali dia mendesah kecil ketika kuremas dadanya. Akupun mulai menciuminya dan menjilati leher samapi ketiaknya. Kemudian aku mulai mengarahkan penisku ke vaginyanya. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk meluputkan penisku ke liang kenikmatannya karen memang vaginanya sudah nggak sempit lagi.aku kocokkan perlahan dan seseklai dpercepat. Aku lakukan itu sekitae 10 menita hingga terasa cairan hangat menyemburpenisku. Rupanya dia telah mencapai surganya. Akupun menyuruhnya merubah possisi. Kini dia diatas menindihku, dan mengulang lagi gerakanku tadi. Sampai beberapa menit kemudian aku orgasme dan meledakannya di dalam vagina mertuaku itu. Setelah itu barulah dia berani mebuka matanya dan tersenyum manis padaku. Aku ahnya bisa bilang “maaf mah!”

Kemudian dia menciumiku dan memelukku erat. Kami berpelukan sangat lama sekali sampaia akhirnya dia memakai kan kembali busananya pelan-pelan, begitu pula aku karena takut istriku curiga. Setelah itu kami berciuman lagi beberapa lamanya. Kemudian kami tertidur karena letih dengan permainan gila kami. Bagaimana tidak, aku menyetubuhi mertuaku disamping anaknya sekaligus istriku yang tengah tertidur di ranjang yang sama.

Besok paginya aku bangun palingakhir. Dan kuliahat istri dan mertuaku tengah mengobrol di teras depan. Kemudian setelah membasuh muka,aku menghampiri mereka. Kulaihat mertuaku tersenyum tipis, dan aku balas senyumnya

Related Posts:

Cerita Seks Bercinta Dengan Kepala Sekolah Dan Muridku

Perkenalkan namaku adalah Anton, usia 28 tahun, tinggi 178cm, sudah menikah dan berprofesi sebagai guru disalah satu sekolah swasta di kota Semarang. Aku termasuk orang yang pendiam, cukup cuek walaupun banyak rekan guru dan murid putri yang menggodaku karena wajah dan postur tubuhku yang menawan. Bermula pada pergantian kepala sekolah, semua kehidupanku menjadi berubah. Kepala sekolah yang baru adalah mantan pacarku waktu kuliah dulu, walau sama-sama sudah berkeluarga tetapi kalau boleh jujur kami masih saling berharap. Tetapi aku memilih setia pada istriku dan menutup diri pada mantanku (Dona). Tetapi entah mengapa, ada yang tahu kami pernah berpacaran dan menyebarkan gosip bahwa kami adalah pasangan selingkuh karena kami sering bersama. Sebenarnya aku keberatan setiap kali diajak menghadiri undangan, tetapi dengan alasan profesional aku tidak bisa menolak apalagi jam mengajar olah ragaku hanya di pagi hari.
Cerita Seks Bercinta Dengan Kepala Sekolah Dan Muridku

Akhirnya gosip itu sampai ditelinga istriku, segala alasan tidak mampu meredakan api cemburu dan amarahnya hingga berujung pada pisah ranjang. Itu satu-satunya jalan karena aku tidak mau menceraikanya dan berharap rasa rindu dan cinta akan kembali berbunga seiring dengan perpisahan jarak dan waktu. Tapi apa dikata, kesendirian dan kesepian membuatku berubah, ada yang berbisik di hatiku. Daripada tidak melakukan tetapi dihukum, mending melakukan saja toh kamu sudah menjalani hukuman ini?! Aku terbujuk dan aku terjerat...

Saat menghadiri rapat yayasan di sebuah hotel di Yogyakarta, aku dan Dona lagi-lagi yang kebagian jatah mewakili sekolah. Acaranya begitu padat karena rencananya mendadak berubah, rapat dipercepat sehingga otomatis membuat segalanya jadi menumpuk. Aku dan Dona memang sekamar tetapi rasa lelah menutup nafsu kami. Tetapi tidak demikian pada hari ketiga, rencana rapat 3hari dan berubah menjadi 2hari membuat kami mempunyai sisa waktu 1 hari. 1hari bebas mengajar disekolah dan 1hari mendapat kamar hotel gratis. Dona sempat mengajak balik saja, tetapi aku memohon padanya untuk tetap tinggal sebagai waktu untuk aku refreshing. Dona yang perhatian dan mengerti aku langsung mengiyakan bahkan mau menemaniku.
Pagi-pagi kami menuju pantai parangtritis untuk melihat matahari terbit dan berharap deburan ombak mampu melarung beban yang ada di kepalaku. Entah siapa yang memulai, tanpa sadar kami bergandeng tangan dan berlari berkejaran bermain ombak. Aku mengejarnya dan menangkapnya dari belakang, ternyata dekapanku memeluk erat tubuhnya tepatnya memeluk kedua toketnya yang hanya terbungkus kaos tipis basah berwarna putih dan BH bikin Pink. Kami terjatuh dan berguling diatas pasir dengan derai debur ombak yang mengguyur tubuh kami.
Mata kami saling memandang, ada rasa yang kembali berbunga diantara kami dan sebagai pria aku mengambil inisiatif untuk mengutarakan isi hati terlebih dahulu. Dan ternyata hati kami merasakan hal yang sama, Dona menjawab tanya dihatiku dengan sebuah kecupan hangat di pipi kiriku. Aku menyambutnya dengan pelukan dan bisikan memanja. Kami berbincang tentang masa lalu saat masih berpacaran dan berniat mengulanginya. Bahkan dengan mengejutkan Dona sudah siap jika harus diceraikan suaminya dan memilih aku.
Pantai semakin rama oleh para wisatawan, demi keamanan aku mengajak Dona untuk kembali menuju hotel. Tetapi mendadak Dona menginginkan untuk mandi spa, aku menurut saja dan tidak buru-buru kembali ke kamar. Kebetulan tempat spa-nya berada di hotel tempat kami menginap jadi lebih menyingkat waktu. Dengan alasan sedang berbulan madu, tanpa sepengetahuan Dona aku memesan private room sehingga hanya akan ada aku dan Dona saja.
Show Time! Awalnya kami bersikap seperti apa layaknya bermandi spa, dengan tetap memakai pakaian (tipis) kami duduk bersebelahan dan kembali menyemai romansa masalalu yang sempat terberai. Kami semakin dekat, semakin hangat dan lagi-lagi kami terbuai oleh cinta. Kami berpelukan dengan bibir saling berpagutan, tangan saling meraba dan mengelus menjelajahi lekuk tubuh mencari bagian yang paling nikmat. Karena sama-sama sudah berkeluarga, maka otomatis kami mengerti kemana arah percumbuan ini.
Aku mengangkat tubuhnya agar duduk dipangkuanku, kami tetap berciuman dan mulai saling mengelus daerah kemaluan. Dona tampak sedikit terkejut dengan kont*lku yang walau berukuran dimensi seperti pada umumnya pria indonesia tetapi kont*lku cukup panjang (25cm) melengkung menerobos CD dan celana boxerku. Apalagi saat pacaran dulu, Dona belum sempat mencicipi bagaimana lezatnya pisang rajaku.
‘panjang banget pisangmu?? Puji Dona
“iya...semakin dalam akan semakin nikmat!! Jawabku nakal
Pelan-pelan tanganya mengelus pisangku dan melepaskan kain yang mengekangnya. Sementara tanganku langsung menyusup celah pahanya dan merasakan gundukan tembemnya. Rasa dag-dig-dug terasa memenuhi dadaku, seakan ini sebuah pengalaman pertama dan masih berpacaran. Tangan kiriku meraih tali BH bikininya dan menariknya hingga membuat kedua toketnya bebas menggantung di dadanya. Aku langsung melumat putingnya yang tepat di depan hidungku, aku remas toket kirinya dengan tangan kiriku sementara tangan kananku memijit dan memainkan memeknya.
AH...AH...AH...AH...AH..AH...AH...AH...AH... tanpa ada yang menyuruh, kami mendesah bergantian dan melepaskan semua kain yang menempel ditubuh kami. Aku sempat meminta Dona untuk mengoral kont*lku, tetapi dengan alasan jijik dia menolak mengulum dan dicium memeknya. terpaksa aku menggunakan madu (untuk terapi) untuk melumuri dan melicinkan pisangku. Dona keluar dari kolam spa dan menghampiriku dengan lidah menjulur menggodaku.
Langsung saja aku mendorongnya ke dinding dan membuka kedua pahanya lebar-lebar. Pelan-pelan aku arahkan palkon dan menekan-nekan ke bibir vaginanya, sangat geli dan nikmat melebihi saat mengeksekusi istriku. dengan bantuan madu, pisangku menelusup mulus menyusuri dinding vaginanya. Licin dan sedikit lengket, menarik sedikit kulit dan memberikan nikmat yang teramat sangat.
AHHHHH....MMMMMMMMMMM....NIKMAAAAAAAATTTTTTTTT rintihnya Dona
Aku mempercepat goyanganku, maju-mundur teratur sambil meremas dan memilin-milin putingnya. Masih cukup seegar dan merah, mungkin karena putih kulitnya sehingga tetap menawan walau sudah 3 tahun di kenyot suaminya. Penisku yang panjang membuatku leluasa bergoyang tanpa takut terganjal oleh pantat bohaynya. Karena kurang nyaman dan berbatas waktu, kami mempercepat permainan ini tanpa mengatur tempo. Dan benar saja, hanya dalam setengah jam spermaku sudah membanjiri vagina imutnya.
CRUT...CRUT...CRUUUUUUUUUTTTTTTTTT....AAAAAAAAAAAA AAAAAAHHHHHHHH
‘sayaaaanggg...basaaaaaahhhhh...nihhhhhhhh! rengeknya memanja
“tapi nikmat kan?? Jawabku sambil menggendongnya masuk ke kolam spa.
Sangat berbeda dan sejak saat itu aku menjadi mengerti mengaapa banyak orang berselingkuh, obsesi dan hasrat yang berbahaya (takut ketahuan) akan meningkatkan sensasi sex itu sendiri. Selesai mandi kamu melanjutkan perselingkuhan itu dikamar dan hingga berganti hari kami tidak keluar kamar sampai saat check-out tiba. Kami berbulan madu dengan sangat memuaskan dan menjadikan itu sebagai tonggak baru pondasi cinta kami.
Sebulan berlalu dan aku mengabulkan permintaan cerai istriku dulu tetapi istriku malah mengurungkan niatnya itu dan ikut balik kerumahku dengan syarat dia melupakan gosip itu (menjadi nyata) dan mempercayai kesetiaanku. Kembali aku dilanda dilema setia, tetapi aku sudah terlanjur menikmati hobi baru memacu hasrat dan nafsu! Entahlah...biarlah mengalir sesuai jalan kehidupan.
Aku tergila-gila pada sebuah sensasi bahkan aku sudah sempat memikirkan sesuatu yang mesum saat melihat murid putri memakai pakaian olahraga yang basah oleh keringat. Aku menjadi hypersex dan itu juga diungkapkan oleh istriku yang kewalahan melayani nafsuku yang menggebu.
Pada akhir tahun ajaran, aku memperketat penilaianku terhadap siswi kelas 3 yang akan segera lulus terutama murid putri yang anak mami, jarang membolos jam olahraga dengan alasan sakit. Dalam lima hari ujian praktek olahraga aku memilih dan memilah siswi yang aku anggap cantik. Dengan alasan yang aku buat-buat tetapi logis aku mengajukan praktek susulan untuk mereka kepada kepala sekolah. Dona sempat menolak usulanku, tetapi dengan kegigihan dan rayuanku dia menyetujuinya.

Melly, Cristine, Elvine dan Nining adalah 4 sekawan yang membentuk sebuah Gang, mereka kompak dan sering membolos jam olahraga. Aku memanggil mereka melalui Bu Rina, guru BP yang sering diledek mereka dengan sebutan perawan tua karena sudah 30 tahun tetapi belum menikah. Aku menyusun jam Praktek susulan pada siang hari, yakni jam 14:00 WIB dengan alasan sekalian untuk menghukum mereka karena dari cerita teman-temanya mereka berempat naik angkutan saat ujian berlari 4km.
Tampak wajah jahil dan badung mereka tidak lagi tampak pada siang itu, mereka mengeluh panas dan memelas untuk meringankan ujian prakteknya. Dengan tegas aku jawab tidak!! Aku mengikuti mereka berlari dari belakang, dengan mengendarai motor tentunya. Baru setengah jalan mereka sudah lelah dan terengah bahkan sempat berkata menyerah tetapi aku tidak menggubrisnya. Fisik mereka lemah dan menjadi pembenar bahwa mereka anak mama yang manja dan pamer harta. Dua jam lebih mereka baru sampai garis akhir, sangat mengherankan. Tanpa membuang waktu aku langsung melanjutkan penilaianku untuk basket, voley dan aku tutup dengan push-up dan site-up!!
Hari semakin gelap saat mereka selesai melakukan ujian praktek dan tanpa ampun aku mengumumkan penilaianku bahwa nilai mereka malah jauh dibawah nilai yang aku buat kemarin dan memintanya untuk mengulanginya kembali esok pagi. Mendengar itu Elvine langsung pingsan dilapangan dan keadaan menjadi panik begitu juga denganku tetapi aku bersikap tenang. Aku papah tubuh Elvine menuju ruang UKS dan membaringkanya di tempat tidur. Melly mengoleskan alkohol di hidungnya dan membuatnya terbangun.
Serentak mereka memohon untuk diluluskan, dengan menawarkan uang, laptop, HP dan lainya tetapi aku tetap menjawab tidak. Mereka semakin kalut, tajut dimarahi ortu dan malu pada teman-temanya. Dengan agak ragu, aku mengutarakan syarat agar mendapat nilai bagus. Mereka serentak menjawab iya, padahal aku belum mengutarakan syarat itu.
“syaratnya kalian harus mengganti waktuku! Kataku
‘waktu? Tanya Cristine
“hari ini jadwalku bercinta dengan istriku, kalian harus menggantinya! Kataku tegas
Mereka langsung terdiam, apalagi Melly dan Elvine yang sangat keberatan karena masih perawan. Sementara Cristine dan Nining sudah sering ML dengan pacarnya. Aku meminta mereka memikirkanya dulu dan menjawabnya besok pagi. Aku pulang dengan penuh kemenangan dan menanti esok hari dengan hati yang berseri.
Hari yang indah itu datang bersamaan dengan datangnya SMS dari Cristine yang menyatakan mereka mau menerima persyaratanku. Melly dan Cristine di pagi hari serta Nining dan Elvine di sore hari, aku membagi mereka menjadi dua eksekusi dan masing-masing dengan satu perawan. Aku langsung menyuruh Melly dan Cristine menuju hotel yang sudah aku booking. Begitu masuk kamar, mereka langsung gugup karena melihatku hanya memakai handuk dan memasang aksi siap bertempur diatas kasur. aku langsung menyuruh mereka melepaskan semua seragam sekolahnya dan menyisakan CD dan BHnya saja. Melly tampak takut dan malu walau akhirnya membugili tubuhnya, berbeda dengan Cristine yang sepertinya terbiasa ML. Sebagai gambaran, Melly cukup manis, berkulit kuning langsat dan kutilang darat. Sedangkan Cristine kebalikanya, dia putih, cantik dan berbody bohay dengan tinggi 165cm bahkan dadanya jumbo untuk ukuran anak SMA sekitar 36A.
Melly disebelah kiriku dan Cristine disebelah kananku aku peluk dengan perasaan seperti raja yang diapit permaisuri dan selirnya. Aku ciumi bibir Melly dan langsung aku remas payudaranya yang imut, sementara Cristine aku suruh memainkan bagian bawah tubuhku. Dengan sigap Cristin membungkuk dan membuka handukku dengan mulutnya, menjilati penisku seperti sebuah lolipop sambil mengocoknya. Aku terkejut denga keterampilanya dalam memainkan penis, mungkin sudah biasa pikirku. Sementara Melly mulai terbawa arus dan membalas ciumanku dengan hisapan dan belaian diperutku. Tangan kiriku inten meremas dan memainkan payudara Melly sementara tangan kiriku mengelus dan menggesek belahan pantat Cristine yang masih terbungkus CD.

‘mmmmmmmmmm...ah...ah...ahhhhhh... rintih Cristine
“Mell, biasa saja seperti Cristine...tuh lahap banget, anggap saja aku pacarmu!! Pintaku
‘iya Pak...aku boleh menutup mata gak? Tanya Melly
“silahkan! Jawabku
Melly mengambil dasinya dan menutup matanya! Dan benar saja, kini Melly aktif menciumku bahkan tidak sungkan menjilati seluruh leher dan dadaku sambil menungging. Kini kedua tanganku sibuk mengelus dua buah memek, kiri memeknya Melly dan kanan Vaginanya Cristine. Memek sama Vagina sama ya Gan? Heheheeee
Aku tarik dan plorotin CD mereka berdua hingga menampilkan sebuah gundukan lembut yang ditumbuhi rambut keriting. Sama-sama indah dan bingung, mana yang akan aku eksekusi duluan?? Aku memilih Melly untuk menjadi yang pertama serta Cristine menjadi pembimbingnya sambil memberikan rangsangan tentunya.
Pelan-pelan Melly mengambil posisi WOT dengan meraba karena matanya masih tertutup. Sementara Cristine mengarahkan kont*ku ke dalam vagina Melly dan memasukkanya pelan-pelan.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHH...MMMM...MMMMMM...MMMMM.. .. Melly hanya sekali menjerit sakit, setelah itu mulutnya di tutup cristine dengan menyumpal mulutnya memakai CDnya.
Penis lancipku langsung merobek selaput keperawananya, sementara Cristine memegangi pinggang Melly dan menggerakkanya maju mundur. Melly hanya bisa bergumam dan merintih menahan perih tetapi tidak jelas terdengar. Aaaaaaaaaaaahhhh...memek perawan memang nikmat dan sedotanya kuat! Setelah beberapa saat menggoyang dan semakinlicin, Cristine melepaskan CDnya dari mulut Melly hingga terdengarlah suara hatinya...ah..ah..ah..ah...ah.... sangat nikmat dan merdu!
Cristine sepertinya terangsang hebat, mendadak dia mengambil bantal yang mengganjal kepalaku dan mendadak duduk berjongkok diatas wajahku. Kurang ajar nih murid, masa wajah gurunya di kasih pantat?? Improvisasi yang baik! Aku tahu apa maksutnya, aku langsung menjulurkan lidah dan menjilati memeknya dengan lahap. Sementara Cristine dan Melly berciuman dan saling meremas memainkan puting. Pemaksaan yang berakhir dengan kerelaan nih, aku tertawa dalam hati.
Ah..ah..ah..ah..ah..ah..ah..ah...mereka mendesah bersahutan dan mendadak memek Melly menyemburkan lendir orgasmenya serta menyerahkan tahta penisku kepada Cristine. Seperti tidak sabar, Cristine langsung menggoyang penisku dengan cepat, dalam dan ada kedutan seperti mengenyot dari dinding memeknya. aku melenguh dan karena sudah bernafsu, mulai tanpa malu melumat bibirku dengan ganasnya sambil mengarahkan tanganku agar menyentuh memeknya. tampak darah segar perawanya masih menetes dan lekat di jariku.


‘Pak...perawan itu nilainya harus 9 lho?? Bisiknya meminta
“iya Mell...emuaaaaaaaaaaaaah! jawabku sambil melumat bibirnya
‘minta dikelonin aja kok nyiksa kita-kita berpanasan sih Pak? Celetuk Cristine
Sssssssssssssssssssssssttttttttttt...udah goyang aja! jawabku
Kami terus bergulat nikmat, dengan berbagi posisi dan gaya hingga akhirnya aku tidak kuat menahan badai orgasme di sekujur tubuhku. Dengan cepat Cristine melepaskan penisku dari cengkeraman memeknya dan menarik wajah Melly untuk melumat penisku hingga menthok di tenggorokan serta menahannya agar tidak bergerak.
CROT...CROT...CROT...CROOOOOOOOOOTTTTTTTTTTTTT...C ROOOOOOOOOOOTTTTTTT.... seluruh spermaku masuk ke mulut Melly, begitu banyak hingga membuatnya tersedak. Melly yang tak sempat berpikir dan tidak tahu tampak marah tetapi Cristine menanggapinya dengan gurauan saja. Aku tertawa saja melihat tingkah konyol mereka.
“Mell...kamu sudah meminum spermaku, berarti kamu tidak akan bisa melupakan aku! Kataku
‘gak mungkin bisa lupa lah, bapak kan memperkosa aku! Jawabnya ketus
Sex membuat pelakunya menjadi rilex dan dekat, ternyata benar! Kami akhirnya kembali berpelukan, saling bercerita terutama saat praktek kemarin sambil menunggu Elvine dan Nining mengaplaus mereka. Dalam perbincangan itu, terbersit sebuah fakta bahwa mereka sebenarnya mau dan senang banget melayaniku karena mereka berempat sempat bertaruh siapa yang dapat menaklukkan hatiku tetapi jika harus ML bersama, mereka risih dan malu walau mereka sudah terbiasa mandi bersama.
‘enakan sendirian Om, bisa bebas mengekspresikan diri... ungkap Cristine




‘iya Pak...eehhh Om... heheheheee... tambah Melly tidak menyesal memberikan keperawananya.
“ya udah...kabari Nining buat datang sendirian! Jawabku
‘tuh kan tidak adil, masak kita barengan mereka sendiri?? Protes Cristine
“entar deh disambung lagi... jawabku dengan Pdnya
Hatiku berbunga-bunga disanjung oleh dua ABG cantik ini bahkan aku menjadi tahu bahwa disekolah itu aku menjadi guru favorit untuk para siswi dan cemburu buta kepada kepala sekolah (Dona) karena gosip itu. Karena Nining hampir datang, mereka berpamitan untuk pulang dan tanpa sungkan meminta uang transport kepadaku. Dasar ABG jaman sekarang! Celetukku dalam hati.
Tok...tok...tok... aku membuka pintu kamar dan mendapati sesosok ABG berseragam putih abu-abu dengan memakai helm pink. Yah dia adalah Nining, asli Ciamis dan bertubuh sangat sempurna melebihi usianya. Berkulit putih, berwajah cantik khas wanita Sunda, tinggi 170an dan bodinya sangat yahuuuud. Maklum Nining suka dance dan mahir tari jaipong yang otomatis membentuk tubuhnya menjadi singset dengan pantat yang sintal dan nungging. Tanpa Malu dia masuk dan sama sekali tidak terkejut dengan keadaanku yang hanya memakai CD Gtman saja. Ternyata dia bispak dan itu dia lakukan untuk membiayai sekolahnya karena disini dia ikut pamannya dan tidak pernah dikirimi uang oleh ortunya.
‘aku harus memanggil bapak, Om atau Mas? Tanya Nining membuka obrolan
“Mas aja...biar mesra! Jawabku
‘aku mandi dulu ya Mas?? Katanya sambil melepaskan seragam SMAnya.
Oooooohhhh...indahnya tubuh Nining, kulitnya mulus tanpa cela, payudaranya membulat sempurna dan Ooo...eeemmmm...Geeeee... belaahan pantatnya seperti buah apel australia. Aku sampai menelan ludah mengagumi keseksianya, penisku mengeras dan nafasku memburu ingin segera menikmati tubuhnya. Nining masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan semprotan shower tanpa menutup pintu. Layaknya sebuah pertunjukan striptease, Nining melenggak-lenggok menari sambil memainkan shower bagaikan sebuah mik. Aku sudah tidak tahan dan langsung membuang handuk serta CD yang sebenarnya baru aku kenakan saat membuka pintu. Aku menghampirinya dan langsung memeluk tubuh basahnya.
‘gak kuat ya Mas?? Katanya memanja
“kamu nakal Ya, mempermainkan aku? Tanyaku
‘gantian dong, kemarin Mas ngerjain aku lari sampai lemes! Jawabnya
“Oooo...ingin membalas ya? Kataku sambil mencubit putingnya yang mengacung
Kami langsung berpelukan erat dan beradu bibir dengan hot sambil meraba menjelajahi tubuh halusnya, sangat nikmat dan busa sabun cair membuat suasana semakin mesra. Membuat elusanku semakin lembut, licin dan nyaman. Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh....pantatnya menggeliat menggelitik penisku membalas perlaakuanku yang terus-terusan meremas dan memainkan payudara bulatnya. Ooooooooohhhhhhhhh.....aku tidak kuat jika harus terus bercumbu, apalagi staminaku sudah sempat terkuras oleh Cristine dan Melly. Buru-buru aku menggendong tubuhnya dan melemparnya keatas kasur serta langsung menindihnya.
‘aaaaahhhh...Mas jorok, Nining kan masih penuh busa sabun?? Protesnya
“udah biarin aja...ntar juga dibersihkan orang hotel! Jawabku
Aku melumat habis kedua payudaranya, meremas dan terus memilin putingnya yang merah mengacung. Nining terus melenguh dan memejamkan mata menikmati setiap detik cumbuanku. Kebawah aku terus mencium dan menjilat lembut kulitnya, menyusuri perut hingga ke selangkanganya. Jembutnya begitu lembut, tidak terlalu keriting bahkan hampir lurus... aku tergoda sekali dan melahapnya. Aku cium bibir vaginanya sambil menggigit mesra dengan bibirku. Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh....Nining menjambak rambutku sambil merintih lirih.
‘geli Mas...jangan begitu aku maluuuuuuu....uuuuuhhhhhhh! rengeknya
“haemmmm..haemmmmmm...tapi enak kan?! Jawabku sambil sengaja menggigitnya agak kuat dan memasukkan ujung jari telunjukku kedalam memeknya.
AAAAAAAAUUUUW...AH..AH..AH...UUUUUUUUUUUUUUUUUHHHH HHHH.... gumamnya sambil membelai rambutku. Tidak ada amis atau asin di Vaginanya, sangat bersih dan terawat semakin terasa lezat dan memikat. Aku mulai memaju mundurkan jariku, mengocoknya dan menggelitik ruang di Vaginanya dengan memutar-mutar jariku.

‘aaaaaaaaaaaahhh...Mas...buruan masukin aja! pintanya
“bentar lagi ya?? Jawabku
Aku mempercepat kocokanku dan semakin dalam, terus hingga jariku tidak tersisa. Mendadak gerakan tubuhnya menjadi liar dan binal, pantatnya naik turun dengan kepala mendongak keatas serta kaki menendang-nendang tubuhku. Aku tetap mengocoknya, terus dan teruuuuuuuuuuuuuuuss hingga muncratlah lendir orgasmenya ke bibirku. Hemmmmm... Nining bergumam dan terengah dengan tubuh yang semakin basah, basah oleh air dan bercampur dengan keringat. Tak ingin kehilangan momen, aku langsung membuka paahanya lebar-lebar, mengganjal pantatnya dengan bantal kemudian langsung menyerangnya dengan penisku.
AAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUWWWWWWW...OOOOOOOOOOOOOOOOO HHHHH....
BLESSSSSSSSSSSS...BLES...BLESSSSSSSSSSSSSS...BLESS SSSSSS... penisku melengkung memasuki memeknya, menandakan memeknya masih sempit dan butuh dorongan ekstra untuk menerobosnya. Maju...munduuuurrr...majuuuuuuuu...mundur berulang kali dan semakin cepat. Kedua bola kenyal di dadanya berayun naik turun dengan indahnya, menggoda aku untuk meremasnya. Aku kunci posisi pahanya dengan kakiku dan aku arahkan kedua tanganku untuk menjamah dan memerah susunya. Aku remas kuat sekalian untuk berbegangan....
AAAAAAAHHH...OOOHHH..OOH..OOOHHH..OOOOHHH...AAAAAH H..AH..AH...AH....AH...
mmmmm...enak banget goyanganmu Mas! Pujinya sambil meringis dan mendesis
“aku mau kok sering-sering memuaskan kamu! Rayuku
‘kenapa gak dari dulu, aku kan sudah lulus!! Jawabnya
“lebih enak kalau kamu bukan muridku, bisa bebas! Jawabku
Aku menggenjot goyanganku, semakin keras mendorong maju hingga membuat pantatnya terangkat dan melengkung dibagian perut. Sangat dalam...memek Nining lebih dalam daripada memeknya Melly, sangat nikmat menelan penisku hingga tanpa sisa.
UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUHHHH...cruuuuuuuuuuuuuuttt. ..crut...memek Nining menyemburkan lava hangat yang membuat memeknya terasa semakin licin dan nikmat.

‘Maaaaaaaaaaaaasssssssssss...aku diatas doooooooong! Rengeknya
“iya...bentar lagi! Jawabku
Aku benamkan semakin dalam, terus naik-turun dan aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh.... palkonku berdenyut kencang seakan mau menyemprotkan sperma. Buru-buru aku kembali mengatur tempo seranganku, sejenak berhenti dengan alasan memberinya kesempatan berposisi WOT.
Hemmmmmmmmmm...gumam Nining saat mulai menelan penisku dengan memeknya. dengan tangan bertumpu di dadaku, Nining langsung menggoyangkan pantatnya dengan cepat. Memutar ke kiri dengan cepat, seperti goyangan ngebor Inul... sangat ahli memutar pantat, pujiku dalam hati. Jujur aku belum pernah merasakan goyangan ngebor yang secepat goyanganya. Aku sangat terangsang, merasa geli sekali dan cenut-ceut di palkonku. Spontan aku memencet putingnya dan menariknya....
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHH...ADUUUUUUUUUUUUUUHHH... sakit Mas! Teriaknya
“sori Ning...aku reflek!! Jawabku
Nining tahu bahwa aku tidak tahan diperlakukan demikian, setelah mengatur posisi Nining kembali bergoyang cepat tetapi dengan gerakan naik-turun. Ah..ah..ah..ah...desahnya penuh semangat! Kembali kami bergulat dengan goyangan yang berimbang, terus dan teruuuuuuuuusss.... hingga lima belas menit kemudian, palkonku kembali berkedut kencang dan tak kuasa menahan nikmat yang teramat sangat.
CROT...CROOOOTTTTTTTT...CROOOOOOOOOOOTTTTTTTTTTTT. ........AHHHHHHHHHHHHHHHH...
“uuuuuuuuuuuuuhhh...nikmat sekali goyanganmu! Pujiku
‘mmmmmm...kok gak bilang-bilang sih Mas... kok disemprotin di dalam! Jawabnya
“aku gak kuat Ning,...maaf! jawabku

berdoa aja supaya aku tidak hamil... jawabnya centil sambil mencubit hidungku.
Tubuh Nining ambruk menindihku, nafasnya terengah dengan detak jantung yang berdetak kencang. Kami berbincang mesra sambil saling berpelukan. Mendadak Nining terperanjat begitu melihat jam sudah menunjukkan angka 16:20 Wib. Buru-buru dia mencuci muka, memakai seragamnya dan berpamitan pulang karena tidak mau dimarahi ibunya yang cerewet. Aku tidak sempat mengucapkan terima kasih atau apalah...
Malam itu Elvine tidak datang menemuiku di hotel, membuatku menunggu dan semalaman tanpa kegiatan. Aku tidak tahu mengapa, tetapi aku sangat kecewa dan geregetan. Di sekolah diapun tidak ada, saat aku tanya pada Melly dan yang lainya mereka kompak menjawab tidak tahu. Sialan aku dikerjain sama elvine. Gumamku dalam hati!! Disiang harinya, saat hampir semua guru dan murid sudah pulang tiba-tiba Elvine menghampiriku di ruang guru. Dia memintaa maaf karena semalam tidak bisa datang dan baru bisa menemuiku siang ini karena mendadak harus kerumah neneknya yang sedang sakit keras. Dan dia memohon untuk memberikan nilainya dulu serta berjanji akan menggantinya dilain waktu. Karena tidak tega aku mengiyakan saja karena kebetulan staminaku sedang loyo kecapean menunggu!
Pengalamanku ini hanya sebuah awal yang membuat kehidupanku berubah total, terutama dalam bidang sex dan wanita.

Related Posts:

Cerita Seks Lesbian Sentuhan Pertama Sangat Menggoda

Namaku Lia, aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Asalku sendiri dari Bandung dan di Jakarta aku kost di sebuah rumah kost wanita di Jakarta Selatan. Ada sekitar 12 orang kost di tempatku dan sebagian besar masih kuliah seperti aku walaupun ada juga yang sudah bekerja. Aku cukup beruntung karena berasal dari keluarga yang berkecukupan, malah mungkin dapat dibilang cukup berlebihan. Satu hal yang membedakan aku dengan wanita-wanita normal lainnya adalah sejak kecil aku tidak pernah tertarik pada pria. Sebenarnya banyak pria yang suka denganku sejak aku masih SMU. 

Teman-temanku juga banyak yang heran mengapa aku belum punya pacar juga, karena menurut mereka aku cantik. Aku selalu bilang kalau belum ada yang kusuka dan aku belum mau cepat-cepat pacaran. Ada juga yang pernah bercanda dan bilang kalau mungkin aku seorang lesbian. Sebenarnya temanku itu betul, tapi aku tidak berani mengakuinya.. Terus terang aku malu sekali bila ada yang tahu kalau aku seorang lesbian. Orangtuaku juga pasti marah besar dan kecewa bila tahu keadaanku yang sebenarnya. Apalagi mereka juga tergolong sangat religius dan aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di Bandung. 
Cerita Seks Lesbian Sentuhan Pertama Sangat Menggoda

Baru sejak aku kuliah dan pindah ke Jakarta aku dapat menyalurkan keinginanku yang sudah bertahun-tahun kupendam dan kadang sangat menyiksa itu. Waktu di SMU aku pernah punya teman dekat wanita. Kami sering pergi berdua dan aku suka sekali sama dia. Tapi sampai hari ini pun perasaan itu tidak pernah kuutarakan kepadanya karena aku tahu dia bukan seorang lesbian sepertiku dan aku tidak mau merusak persahabatanku dengannya. Pengalaman pertamaku dengan wanita dimulai sekitar satu tahun lalu. Di tempat kostku ada seseorang yang kebetulan juga kuliah di kampus yang sama denganku walaupun dia beda fakultas, sebut saja namanya Tasya. Tasya tidak punya kendaraan, jadi dia sering ikut mobilku ke kampus. Kami juga sering pergi ke mall atau nonton bersama, sehingga dalam waktu yang singkat hubungan kami menjadi cukup dekat. Tasya anaknya sangat cantik (dia sekali-sekali melakukan pemotretan sebagai model dan pernah menjadi cover girl di salah satu majalah remaja), kulitnya putih mulus dan badannya juga tinggi langsing. Sebenarnya sejak dari awal aku kenal dia aku sudah suka dia, tapi sekali lagi, perasaan itu kusimpan dalam-dalam karena aku tidak tahu apakah dia juga seperti aku atau seperti gadis normal lainnya. Yang kutahu dia belum pernah punya pacar cowok juga. Di malam hari kami sering main ke kamar masing-masing untuk ngobrol atau nonton film. Kamar Tasya juga ada kamar mandinya dan biasanya dia hanya melilitkan handuk setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian di depanku. Mungkin karena aku wanita juga, jadi dia tidak malu-malu, pikirku. Di kamar biasanya Tasya hanya mengenakan baju kaos longgar tanpa BH atau celana dalam lagi. Aku sering mencuri-curi pandang ke kemaluannya yang ditumbuhi oleh bulu-bulu yang lebat. Hampir seluruh badannya ditumbuhi bulu-bulu halus dan ini menambah keseksian dia. Setelah beberapa bulan kami dekat, aku masih belum tahu kalau dia juga seorang lesbian sepertiku. Aku baru tahu setelah dia sendiri mengaku kepadaku. Kejadiannya sekitar 7-8 bulan yang lalu. Waktu itu aku sedang baca majalah di kamar dan Tasya main ke kamarku, katanya mau nonton VCD di kamarku. Sambil dia nonton, aku pergi mandi dan waktu aku selesai mandi aku sengaja keluar tanpa mengenakan apa-apa. Hal ini tidak pernah kulakukan sebelumnya karena sebenarnya aku cenderung pemalu dan tidak biasa memamerkan tubuh telanjangku ke orang lain. Aku hanya mau melihat reaksi Tasya saja kalau melihat aku dalam keadaan telanjang. Begitu aku keluar kamar mandi, dia cukup kaget melihatku. Matanya terus memandangi tubuhku dari atas ke bawah dan dia berkomentar kalau badanku seksi dan dia suka buah dadaku yang menurutnya walaupun tidak begitu besar tapi kelihatan kencang. Tidak tahu kenapa, saat itu aku tidak merasa malu walaupun Tasya terus memandangku, dan malah aku sengaja berlama-lama mengeringkan rambutku sambil menghadap ke arahnya. Setelah itu aku mengenakan baju tidur putih yang bahannya cukup tipis tanpa mengenakan apa-apa lagi seperti yang biasa dilakukan Tasya. Aku duduk bersila di depannya dan kami mulai mengobrol seperti biasanya. Karena posisi dudukku dan baju tidurku yang cukup pendek, Tasya dapat melihat kemaluanku dengan jelas, dan kuperhatikan dia beberapa kali melihat ke arah situ. Pembicaraan kami pun berlanjut dan Tasya menanyakan aku apakah aku pernah pacaran dengan wanita, karena dia heran kenapa sampai saat ini aku belum pernah punya pacar cowok. Aku bilang belum dan aku tidak melanjutkan jawabanku lagi. Hal yang sama kutanyakan ke Tasya dan jawabannya sungguh di luar dugaanku. Tasya mengaku kalau sebenarnya dia adalah seorang lesbian dan dia pernah punya pacar wanita sewaktu di SMU. Terus terang, pernyataan itu membuat hatiku berbunga-bunga karena dia adalah wanita pertama yang kusuka dan kebetulan juga seorang lesbian. Aku beranikan untuk berterus terang ke Tasya kalau aku juga seperti dia dan bahwa sudah lama aku memendam perasaan padanya. Tasya tersenyum dan mengatakan bahwa dia juga punya perasaan yang sama, tapi juga tidak berani mengatakan yang sebenarnya kepadaku sebelum dia yakin kalau aku juga suka sama dia. Tasya kemudian merebahkan kepalanya di pangkuanku. Sambil membelai rambutnya, kami terus ngobrol dan menyesalkan kenapa selama ini masing-masing selalu berpura-pura dan tidak berani berterus terang. Aku bilang kalau aku takut dia malah menjauhiku kalau tahu aku seorang lesbian, karena sampai hari itu pun aku juga tidak tahu kalau Tasya seperti aku juga. Beberapa saat kemudian Tasya mengajakku naik ke ranjang. Kami berciuman lama sekali, dan itulah pengalaman pertamaku berciuman dengan seseorang. Tasya kelihatan sudah cukup ahli dan tangannya mulai turun dan memegang buah dadaku. Aku sudah mulai terangsang dan aku minta dia untuk melepaskan baju tidurku. Sambil berdiri, Tasya melepaskan baju kaos yang dikenakannya, tetapi masih mengenakan celana dalamnya. Kemudian dia menarik baju tidurku ke atas sehingga aku tidur telentang di hadapannya tanpa mengenakan apa-apa lagi. Tasya kemudian mulai menciumi buah dadaku dan menjilati kedua putingku. Aku sudah sangat terangsang dan kemaluanku mulai basah. Ciuman Tasya mulai turun dan dia kemudian membuka kedua kakiku lebar-lebar. Rambut kemaluanku disibakkan dan Tasya mulai menjilati klitorisku. Aku terus mengerang sambil memejamkan mata. Hanya dalam selang waktu beberapa menit aku menikmati ciuman pertamaku, sentuhan seorang wanita dan sekarang pertama kalinya juga seseorang menjilati kemaluanku. Tasya terus memainkan lidahnya di kemaluanku dari atas ke bawah dan beberapa kali menghisap klitorisku seperti menghisap sedotan. Aku orgasme beberapa kali dan sepertinya Tasya tidak memberikan kesempatan kepadaku untuk bernapas dan terus memainkan lidahnya dan menjilatiku dengan semakin bernafsu. Setelah puas menjilatiku, dia memintaku untuk melakukan hal yang sama kepadanya. Aku mulai dengan menjilati buah dadanya yang lumayan besar dan putingnya yang berwarna merah kecoklatan. Putingnya juga besar dan sepertinya sensitif sekali, karena Tasya langsung mendesah-desah dengan keras begitu aku menjilati putingnya. Tasya memintaku untuk menjilati kemaluannya, tapi aku masih belum puas bermain-main dengan putingnya yang seksi itu. Jilatanku terus turun sampai ke kemaluannya. Celana dalamnya belum kulepaskan, dan di sebelah kiri kanan celananya terlihat rambut kemaluannya yang lebat. Aku mulai dengan menjilati sebelah kiri dan kanan selangkangannya. Tasya terus mendesah dan membuka kakinya lebih lebar lagi. Dia memintaku untuk melepaskan celananya, dan sambil pantatnya diangkat sedikit, kulepaskan celana dalamnya perlahan-lahan, dan terlihatlah dengan jelas kemaluannya. Kulanjutkan dengan menjilati kemaluannya, matanya dipejamkan dan kedua tangannya ditaruh di atas kepalaku sambil sedikit menekan-nekan dan mengarahkan jilatanku ke klitorisnya. Ternyata menjilati kemaluan wanita sangat nikmat, lebih dari yang selama ini kubayangkan. Aku membuka bibir kemaluan Tasya dan kujilati bagian dalamnya yang berwarna kemerahan. Tasya sudah sangat basah dan semakin keras mengerang. Kemudian Tasya memintaku untuk bangun dan melakukan posisi 69 dengan tubuhku berada di atas tubuhnya. Kami saling menjilati kemaluan satu sama lain sampai akhirnya kami beberapa kali orgasme. Setelah lelah, kami berciuman kembali dan tidur berpelukan sepanjang malam. Aku benar-benar menikmati pengalaman pertamaku ini, apalagi dengan orang secantik dan selembut Tasya. Setelah malam itu, kami sering bercinta. Kadang-kadang aku menginap di kamarnya atau dia di kamarku. Memang kami tidak berani untuk tidur bersama setiap malam untuk menghindari omongan teman-teman kost lainnya. Percintaan kami berakhir dua bulan yang lalu waktu Tasya beserta keluarganya pindah ke Australia. Aku sangat kehilangan dirinya dan tidak tahu apakah aku akan mendapatkan orang seperti dirinya lagi. Saat ini aku sangat kesepian dan kadang-kadang timbul keinginan untuk menceritakan keadaanku yang sebenarnya ke orang lain, mungkin saja dengan begini aku akan lebih mudah mendapatkan teman wanita. Tapi sepertinya saat ini aku belum siap dan aku terlalu takut orangtuaku akan kecewa dan marah besar kalau mereka tahu satu-satunya anak wanitanya adalah seorang lesbian. Tamat

Related Posts: