Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Sex: Ngentot Dengan Suami Tetangga
– Aku dan suami sudah pindah kerumah kami sendiri. Kami baru pindah ke
sebuah kompleks perumahan yang masih sangat baru. Belum banyak penghuni
yang menempatinya, malahan di gang rumahku (yang terdiri dari 12 rumah)
baru 2 rumah yang ditempati, yaitu rumahku dan rumah Pras. Rumah Pras
hanya berjarak 2 rumah dari rumahku. Karena tidak ada tetangga yang
lain, Pras jadi cepat sekali akrab dengan suamiku.
Aku & Winda, istri Pras jadi seperti sahabat lama, kebetulan kami
seumuran. Hampir tiap hari kami saling curhat tentang apa saja,
termasuk soal sex. Biasa kami berbincang di teras depan rumah Winda
kalau sore sambil Winda menyuapi Aria, anak mereka. Aku kurang “bahagia”
soal urusan ranjang ini dengan suamiku. Bukannya suamiku ada kelainan,
tapi dia senangnya tembak langsung tanpa pemanasan dahulu, sangat
konservatif tanpa variasi dan sangat egois.
Begitu sudah ngecret ya sudah, dia tidak peduli dengan aku lagi.
Sehingga aku sangat jarang mencapai kepuasan dengan suamiku. Sebaliknya
Winda bercerita kalau dia sangat “bahagia” dengan kehidupan sexnya. Pras
hampir selalu bisa memberikan kepuasan kepada istrinya. Kami saling
berbagi cerita dan kadang sangat mendetail malah. Sering aku secara
terbuka menyatakan iri pada Winda dan hanya ditanggapi dengan tawa
terkekeh2 oleh Winda.
Jum’at petang itu kebetulan aku sendirian di rumah. Terdengar ketukan
di pintu sambil memanggil2 nama suamiku.Aku membukakan pintu. “Eh ..
Mas. Masuk Mas,” sapaku ramah. Aku baru selesai mandi sehingga tanpa
make up dengan rambut yang masih basah tergerai sebahu. Aku mengenakan
daster batik mini warna hijau tua dengan belahan dada rendah, tanpa
lengan yang memeperlihatkan pundak dan lengan yang putih dan sangat
mulus.
“Nnng … suamimu mana Sin?”
“Wah ke luar kota Mas.”
“Tumben Sin dia tugas luar kota. Kapan pulang?”
“Iya Mas, kebetulan ada acara promosi, jadi dia harus ikut, sampai Minggu baru pulang. Mas Pras ada perlu ama suamiku?” “Enggak kok, cuman pengin ngajak catur aja.
“Wah ke luar kota Mas.”
“Tumben Sin dia tugas luar kota. Kapan pulang?”
“Iya Mas, kebetulan ada acara promosi, jadi dia harus ikut, sampai Minggu baru pulang. Mas Pras ada perlu ama suamiku?” “Enggak kok, cuman pengin ngajak catur aja.
Lagi kesepian nih, Winda ama Aria nginep dirumah ibunya.
” “Wah kalo cuman main catur ama Sintia aja Mas.”
“Emang Sintia bisa catur?”
“Eit jangan menghina Mas, biar Sintia cewek belum tentu kalah lho ama Mas.” kata ku sambil tersenyum.
“Ya bolehlah, aku pengin menjajal Sintia,” katanya dengan nada agak nakal.Aku hanya tersenyum menjawab godaanku. Aku membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan dia duduk di kursi tamu. “Sebentar ya Mas, Sintia ambil minuman. Mas susun dulu caturnya.”
“Emang Sintia bisa catur?”
“Eit jangan menghina Mas, biar Sintia cewek belum tentu kalah lho ama Mas.” kata ku sambil tersenyum.
“Ya bolehlah, aku pengin menjajal Sintia,” katanya dengan nada agak nakal.Aku hanya tersenyum menjawab godaanku. Aku membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan dia duduk di kursi tamu. “Sebentar ya Mas, Sintia ambil minuman. Mas susun dulu caturnya.”
Aku melenggang ke ruang tengah. Pas aku melangkah sambil membawa baki
yang berisi 2 cangkir teh dan sepiring kacang goreng kegemarannya dan
suamiku kalau lagi main catur, dia sedang menyusun biji2 catur
dipapannya. Aku membungkuk meletakkan baki di meja, mau tak mau belahan
dada dasterku terbuka dan menyingkap dua bukit toketku yang putih dan
sangat padat. Aku tidak memakai bra. Kemudian aku duduk di kursi sofa di
seberang meja.
“Siapa jalan duluan Mas?”
“Sintia kan putih, ya jalan duluan dong,” jawabnya.
“Sintia kan putih, ya jalan duluan dong,” jawabnya.
Beberapa saat kami mulai asik menggerakkan buah catur. Aku
membuktikan bahwa aku cukup menguasai permaian ini. Beberapa kali
langkah ku membuat dia harus berpikir keras. Tapi aku pun kerepotan
dengan langkahnya. Beberapa kali aku harus memutar otak. Kadang2 aku
membungkuk di atas meja yang rendah itu dengan kedua tanganku bertumpu
di pinggir meja. Posisi ini tentu saja membuat belahan dasterku terbuka
lebar dan kedua toketku yang aduhai itu menjadi santapan empuk kedua
matanya.
Satu dua kali dalam posisi seperti itu aku mengerling kepadanya dan
memergoki dia sedang menikmati toketku. Aku membiarkan matanya
menjelajahi toketku sehingga aku sama sekali tidak mencoba menutup
daster dengan tanganku. “Cckk cckk cckk Sintia memang hebat, aku ngaku
kalah deh.” “Ah dasar Mas aja yang ngalah dan nggak serius mainnya.
Konsentrasi dong Mas,” jawab ku sambil tersenyum menggoda. “Ayo main
lagi, Sintia belum puas nih.” kataku rada genit.
Kami main lagi, permainan berjalan lebih seru, sehingga suatu saat
ketika sedang berpikir, tanpa sengaja tanganku menjatuhkan biji catur
yang sudah “mati” ke lantai. Dengan mata masih menatap papan catur aku
mencoba mengambil biji catur tsb dari lantai dengan tangan kananku.
Rupanya dia juga melakukan hal yang sama, sehingga tanpa sengaja tangan
kami saling bersenggolan di lantai. Entah siapa yang memulainya, tapi
kami saling meremas lembut jari tangan di sisi meja sambil masih duduk
di kursi masing2. Aku melihat ke arah nya.
dia masih dalam posisi duduk membungkuk . Jari tangan kirinya masih
terus meremas jari tangan kananku. Dia menjulurkan kepalaku dan mencium
dahi ku dengan sangat mesra. Aku sedikit terperanjat dengan langkahnya,
tapi hanya sepersekian detik saja. Aku melenguh pelan, “oooohhh …”Dia
tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia mengkulum lembut bibir ku sambil
tangan kanannya melingkar di belakang leherku. Aku menyambutnya dengan
mengulum balik bibirnya. Kami saling berciuman dengan posisi duduk
berseberangan dibatasi oleh meja. Kuluman bibirnya ke bibirku berubah
menjadi lumatan. Bibirku disedot pelan, dan lidahnya mulai menyeberang
ke mulutku. Aku pun menyambutnya dengan permainan lidahku.
Merasa tidak nyaman dalam posisi ini, dia lepaskan ciumannya. Dia
bangkit berdiri, berjalan mengitari meja dan duduk di sisi kiri ku.
Belum sedetik dia duduk aku sudah memeluknya dan bibirnya kembali
melumat kedua bibirku. Lidahnya terus menjelajah seluruh isi mulutku
sepanjang yang bisa dia lakukan. Aku pun tak mau kalah bereaksi. Harus
aku akui bahwa aku belum pernah berciuman begini hot, bahkan dengan
suamiku sekalipun. Dia menciumi sisi kiri leher ku yang putih jenjang.
Rintih kegelian yang keluar dari mulut ku dan bau sabun yang harum
semakin memompa semangatnya.
Ciumannyabergeser ke belakang telinga ku, sambil sesekali menggigit
lembut cupingnya. Aku semakin menggelinjang penuh kegelian bercampur
kenikmatan. “Aaahhhh … aaaahhhhh,” aku merintih pelan. Dia merangkul
leherku dengan lengan kanannya. Tangan kanannya mulai menelusup di balik
dasterku dan merayap pelan menuju puncak toket ku yang sebelah kanan.
Toketku memang sangat padat. Bentuknya sempurna, ukurannya cukup besar
karena tangannya tak mampu mengangkup seluruhnya. Jari2nya mulai menari
di sekitar pentil ku yang sudah tegak menantang. Dengan ibu jari dan
telunjuknya dia memelintir lembut pentilku yang mungil itu. Aku kembali
menggelinjang kegelian. Aku menolehkan wajah ke kiri dengan mata yang
masih terpejam. Dia melumat bibirku. Kami kembali berciuman dengan
panasnya sambil tangannya terus bergerilya di toket kananku. Ciumannya
semakin ganas dan sesekali menggigit lembut bibirku.
Tangan kirinya digerakkan ke paha kiri ku yang mulus. Lambat namun
pasti, usapan tangan diarahkannya semakin keatas mendekati pangkal
pahaku. Ketika jarinya mulai menyentuh cd ku di sekitar no nokku, dia
menghentikan gerakanku. Tangan kirinya kembali diturunkan, dia mengusap
lembut pahaku mulai dari atas lutut. Gerakan ini diulang beberapa kali
sambil tangan kanannya masih memelintir pentil kanan ku dan mulut kami
masih saling berpagutan. Ciumannya semakin mengganas. Dia pun mulai
meraba no nokku yang masih terbalut cd itu. no nokku berdenyut lembut .
Dengan jari tengah tangan kirinya, dia menekan pelan tepat di tengah no
nokku.
Denyutan itu semakin terasa. “Aaahh … Mas… aahhh .. iya .. iya,” aku
melenguh sambil sedikit meronta dan kedua tanganku menyingkap daster
miniku serta menurunkan cdku sampai ke lutut. Serta merta matanya bisa
menatap leluasa no nokku. Bukitnya menyembul indah, jembutku cukup
lebat. Di antara kedua gundukan no nokku itu terlihat celah sempit yang
kentara sekali berwarna merah kecoklatan. Kemudian jari2 tangan kirinya
mulai membelai semak2 yang terasa sangat lembut itu. Aku bereaksi
terhadap belaiannya dengan menciumi leher dan telinga kanannya. Aku
semakin erat memeluknya. Tangan kanannya dari tadi tak berhenti meremas2
toket ku yang sangat berisi itu. Jari2nya mulai mengusap lembut no
nokku yang sangat halus itu. Perlahan dia menyisipkan jari tengah
kirinya di celah no nokku.
Aku rasakan sedikit lembab dan agak berlendir. Dia menyusup lebih
dalam lagi sampai dia menemukan it ilku yang sangat mungil . Dengan
gerakan memutar lembut dia mengusap it ilku. “Ahhhh … iya … Mas .. ahhhh
.. ahhhh.” Jari tengahnya ditekan sedikit lebih kuat ke it ilku, sambil
digosokkan naik turun. Aku meresponsnya dengan membuka lebar kedua
pahaku, namun gerakanku terhalang cd yang masih bertengger di kedua
lututku. Sejenak ia menghentikan gosokan jarinya, dia menggunakan tangan
kirinya untuk menurunkan cdku. Aku membantu dengan mengangkat kaki
kiriku hingga cdku terlepas dan hanya menggantung di lutut kanan ku.
Gerakan ku sudah tak terhalang lagi.
Dengan leluasa aku membuka lebar kedua pahaku. Jarinya sekarang
leluasa menjelajah seluruh no nokku yang sudah sangat licin berlendir
itu. Dia menggosok2 it il ku dengan lebih kuat sambil sesekali mengusap
ujung no nokku dan digesek keatas kearah it ilku. Aku menggelinjang
semakin hebat. “Aaaaaahhhhh …. Mas .. Mas ….. ahhhhh .. terus … ahhhhh,”
pintaku sambil merintih. Intensitas gosokannya semakin dia tingkatkan.
Dia mulai mengorek bagian luar lubang no nokku. “Iya … ahhh … iya .. Mas
…”
Aku hanya tergolek bersandar di sofa yang empuk itu. Kepalaku
terdongak kebelakang, mataku tertutup rapat. Mulutku terbuka lebar
sambil tak henti mengeluarkan erangan penuh kenikmatan. Tanganku
terkulai lemas tak lagi memeluknya. Tangan kanannya pun sudah berhenti
bekerja karena merangkul aku dengan erat agar aku tidak melorot ke
bawah. Daster ku sudah terbuka sampai keperut, menyingkap kulit yang
sangat putih mulus tak bercacat. Cdku masih menggantung di lutut
kananku. Pahaku mengangkang maksimal. Jarinya masih menari-nari di
seluruh bagian luar no nokku. Dia sengaja belum menyentuh bagian dalam
no nokku. Aku sekarang menggeleng2 kepala ke kiri kanan dengan liar.
Rambut basahku yang sudah mulai kering tergerai acak2an. “Mas … Mas
…. ahhhhh …. enak …. ahhhh nggak tahaaann .. ahhhh.” Aku sudah hampir
mencapai puncak kenikmatan birahiku. Dengan lembut dia mulai menusukkan
jari tengahnya ke dalam no nokku yang sudah sangat basah itu. Dia
menyorongkan sampai seluruh jarinya tertelan no nokku yang cukup sempit
itu. Dia tarik perlahan sambil sedikit dibengkokkan keatas sehingga
ujung jarinya menggesek lembut dinding atas no nokku. Gerakan ini
dilakukannya berulang kali, masuk lurus keluar bengkok, masuk lurus
keluar bengkok, begitu seterusnya.
Tak sampai 10 kali gerakan ini, tubuhku menjadi kaku, kedua tanganku
mencengkeram erat pinggiran sofa. Kepalaku semakin mendongak kebelakang.
Mulutku terbuka lebar. Gerakannya dipercepat dan ditekan lebih dalam
lagi. “Aaaaaahhhhhhhhhh.” Aku melenguh dalam satu tarikan nafas yang
panjang. Tubuhku sedikit menggigil. Aku bisa merasakan jari tangannya
makin terjepit kontraksi otot no nokku, dan bersamaan dengan itu cairan
no noktku menyiram jarinya. Aku telah nyampe.
Dia tidak menghentikan gerakan jarinya, hanya sedikit mengurangi
kecepatannya. Tubuh ku masih menggigil dan menegang. Mulutku terbuka
tapi tak ada suara yang keluar sepatahpun, hanya hembusan nafas kuat dan
pendek2 yang keluar lewat mulutku. Kondisi demikian berlangsung selama
beberapa saat. Kemudian tubuh ku berangsur melemas, dia pun memperlambat
gerakan jarinya sampai akhirnya dengan sangat perlahan dia cabut dari
no nokku.
Mata ku masih terpejam rapat, bibirku masih sedikit ternganga. dengan
lembut dan pelan dia mendekatkan bibirnya ke mulut ku. Dia mencium
mesra bibirku yang sensual itu. Akupun menyambut dengan tak kalah
mesranya. Kami berciuman bak sepasang kekasih yang saling jatuh cinta.
Agak berbeda dengan ciuman yang menggelora seperti sebelumnya. “Nikmat
Sin?” dengan lembut dia berbisik di telinga ku. “Mas … ah … Sintia belum
pernah merasakan kenikmatan seperti tadi ..sungguh Mas. Mas sangat
pinter … Makasih Mas … Winda sungguh beruntung punya suami Mas.” “Aku
yang beruntung Sin, bisa memberi kepuasan kepada wanita secantik dan
semulus kamu.” “Ah Mas bisa aja … Sintia jadi malu.”
Akhirnya aku sadar akan kondisiku saat itu. Dasterku awut2an, pahaku
masih terbuka lebar, dan cdku tersangkut di lututku. Aku segera duduk
tegak, menurunkan dasterku sehingga menutup pangkal pahaku. Akhirnya aku
bangkit berdiri. “Sintia mau cuci dulu Mas.” “Aku ikut dong Sin, ntar
aku cuciin,” dia menggodaku. “Ihhh Mas genit.” Sambil berkata demikian
aku menggamit tangannya dan menariknya ke kamarku. Sampai di kamarku dia
berkata: “Aku copot pakaianku dulu ya Sin, biar nggak basah.” Aku tidak
berkata apa2 tetapi mendekatinya dan membantu melepas kancing celananya
semantara dia melepaskan kaosnya. Dia kemudian melepaskan juga
celananya dan hanya memakai cd saja.
Aku melirik ke arah cdnya. Tampaknya kon tolnya yang besar dan
panjang (dibandingkan dengan kon tol suamiku yang kecil) sudah menegang.
Dia maju selangkah dan mengangkat ujung bawah dasterku sampai keatas
dan aku mengangkat kedua tangannya sehingga dasternya mudah terlepas.
Dia tampak mengagumi tubuhku. Toket yang dari tadi hanya diraba sekarang
terpampang dengan jelas di hadapannya. Bentuknya bundar kencang, cukup
besar, tapi masih proporsional dengan ukuran tubuh ku yang sexy itu.
Pentilku sangat kecil bila dibanding ukuran bukit toketku. Warna
pentilku coklat agak tua, sungguh kontras dengan warna kulit ku yang
begitu putih.
Perut ku sungguh kecil dan rata, tak tampak sedikitpun timbunan lemak
disana. Pinggulku sungguh indah dan pantatku sangat sexy, padat dan
sangat mulus. Pahaku sangat mulus dan padat, betisku tidak terlampau
besar dan pergelangan kakiku sangat kecil. “Mas curang … Sintia udah
telanjang tapi Mas belum buka cdnya.” Tanpa menunggu reaksinya, aku maju
selangkah, agak membungkuk dan memelorotkan cdnya. Dia membantu dengan
melangkah keluar dari cdnya. kon tolnya yang sedari tadi sudah berdiri
tegak langsung menyentak. Besar dan panjang, mengangguk2 saking
kerasnya. Kami berdua berdiri berhadapan sambil bertelanjang bulat
saling memandangi. Tak tahan melihat tubuh molek ku, dia maju langung
memeluk tubuhku erat. Kulit tubuhku langsung bersentuhan dengan kulit
tubuh nya tanpa sehelai benangpun yang menghalangi. “Kamu cantik dan
seksi sekali Sin.” “Ah Mas ngeledek aja.” “Bener kok Sin.”
Sambil berkata demikian dia merangkul aku lalu masuk ke kamar mandi.
Dia menyemprotkan sedikit air dengan shower ke no nokku yang masih
berlendir itu. Kemudian dia memeluk ku dari belakang dan menyabuni
seluruh permukaan no nokku dengan lembut. Aku suka dengan apa yang dia
lakukan, aku merapatkan punggungku ke tubuhnya sehingga kon tolnya
menempel rapat ke pantatku. Dengan gerakan lambat dan teratur dia
menggosok selangkangan ku dengan sabun. Aku mengimbanginya dengan
mengggerakkan pinggulku seirama dengan gerakannya. Akhirnya selesai juga
dia membantu ku mencuci selangkanganku dan mengeringkan diri dengan
handuk. Sambil saling rangkul kami kembali ke kamar dan berbaring
bersisian di tempat tidur. Kami saling berpelukan dan berciuman penuh
kemesraan. Dia meraba seluruh permukaan tubuh mulus ku, aku pun beraksi
mengelus kon tolnya yang semakin menegang itu.
Aku ditelentangkan, kemudian dia melorot mendekati kakiku. Dia mulai
menciumi betisku, perlahan keatas ke pahalu yang mulus. Akhirnya
mulutnya mulai mendekati pangkal pahaku.
“Ahhhhh Mas …. ah .. jangan .. nanti Sintia nggak tahan lagi .. ah.”
Sekalipun aku berkata “jangan” namun justru aku membuka kedua pahaku
semakin lebar seakan menyambut baik serangan mulutnya itu.
“Nikmati saja Sin …. aku akan memberikan apa yang tidak pernah diberikan suamimu padamu.”
Dia meneruskan jilatan dan ciumannya ke daerah selangkangan ku yang sudah menganga lebar. Bibir no nokku yang begitu tebal dan sensual. Perlahan dia mengkatupkan kedua bibirnya ke bibir no nokku.
Sambil “berciuman” dia menjulurkan lidahnya mengorek ujung no nokku.
“Ahhhh …. Mas … aaaaahhh .. please .. please.” Begitu mudahnya kata2ku
berubah dari “jangan” menjadi “please”. Bibirnya digeser sedikit keatas
sehingga menyentuh it ilku yang berwarna pink. Perlahan dia menjulurkan
lidahnya dan menjilatinya berkali2. Aku membuka selangkanganku semakin
lebar dan menekuk lututku serta mengangkat pantatku. Dia segera memegang
pantatku sambil meremasnya. Lidahnya semakin leluasa menari di it il
ku. “Aaaaaahhhhhh …. enak Mas …. enak …. ahhhh .. iya …. ahhhh.” Hanya
itu yang keluar dari mulut ku menggambarkan apa yang sedang kurasakan
saat ini.
Dia semakin meningkatkan kegiatan mulutnya, dia mengkatupkan kedua
bibirnya ke it il ku yang begitu mungil, dia menyedot lambat2 benda
sebesar kacang hijau itu. “Maaaaasss …. nggak tahaaaan … ahhhhh ..
Maassss.” Dia melepaskan tangan kanannya dari pantat ku, kemudian jari
tengahnya kembali beraksi menggosok it ilku. Lidahnya dijulurkan
mengorek seluruh lubang no nokku sejauh yang dia bisa. Tubuhku menegang
sehingga pantat dan selangkanganku semakin terangkat, kedua tanganku
mencengkeram kain sprei. “AAAaaaaahhhhh … maaaaassssssss.” Bersamaan
dengan erangan ku dia merasakan ada cairan hangat dan agak asin yang
keluar dari no nokku dan langsung membasahi lidahnya.
Dia menjulurkan lidahnya semakin dalam dan semakin banyak cairan yang
bisa dia rasakan. Aku memberontak, segera menarik dia mendekatiku.
Tangan kanannya kupegang dan sentuhkan ke no nokku. Sambil terpejam, aku
memeluknya dan langsung mencium bibirnya yang masih belepotan dengan
lendir kenikmatanku. Dia biarkan bibir dan lidahku menari di mulutnya
menyapu semua sisa lendir yang ada disana. Jari tangannya terbenam
kedalam no nokku dan digerakkan masuk keluar dengan cepat. Tubuh ku
kembali menggigil dan no nokku mengeluarkan cairan lagi. Rupanya itu
adalah sisa orgasmeku.
Kami masih berciuman sampai tubuh ku mulai melemas. perlahan dia
mengangkat tangan kanannya dari selangkanganku, memeluk ku dengan
lembut. Bibirnya perlahan dilepaskan dari cengkeraman mulut ku. Tubuh ku
tergolek lemah seakan tanpa tulang. Mataku sedikit terbuka menatapnya
mesra. Di bibirku sedikit menyungging senyum penuh kepuasan. “Mas …. itu
tadi luar biasa Mas … Sintia belum pernah digituin … Mas hebat ..
makasih Mas … Sintia hutang banyak ama Mas.” “Sin aku juga sangat senang
kok bisa membuat Sintia puas seperti itu” sambil dia mengkecup lembut keningku. Mata ku berbinar penuh rasa terima kasih. Kami berbaring
telentang bersebelahan untuk beberapa saat. kon tolnya masih tegang
berdiri. Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Kali
ini aku membersihkan diriku sendiri. Dia tetap berbaring sambil
mengenangkan keindahan yang baru aku alami. Tak berapa lama kemudian aku
kembali dan langsung berbaring di sampingnya. Mataku menatap lekat ke
kon tolnya.
“Mas pengin diapain?” tanyaku manja.
“Terserah kamu Sin, biasanya ama suamimu gimana dong?” dia coba memancingku.
“Biasa ya langsung dimasukin aja Mas. Sintia jarang puas ama dia.”
“Oh … terus Sintia penginnya gimana?”
“Ya kayak ama Mas tadi, Sintia puas banget. … Sintia pengin cium punya Mas boleh nggak?”
“Emang Sintia belum pernah?” “Belum Mas,” agak jengah aku menjawab,
“Suamiku nggak pernah mau.”
“Ya silahkan kalau Sintia mau.” Tanpa menunggu komando aku segera merangkak mengarahkan kepalaku mendekati selangkangannya.
“Terserah kamu Sin, biasanya ama suamimu gimana dong?” dia coba memancingku.
“Biasa ya langsung dimasukin aja Mas. Sintia jarang puas ama dia.”
“Oh … terus Sintia penginnya gimana?”
“Ya kayak ama Mas tadi, Sintia puas banget. … Sintia pengin cium punya Mas boleh nggak?”
“Emang Sintia belum pernah?” “Belum Mas,” agak jengah aku menjawab,
“Suamiku nggak pernah mau.”
“Ya silahkan kalau Sintia mau.” Tanpa menunggu komando aku segera merangkak mengarahkan kepalaku mendekati selangkangannya.
Aku pegang kon tolnya, kuamati dari dekat sambil sedikit melakukan
gerakan mengocok. Sangat kaku dan canggung, maklum baru pertama
melakukannya.
“Ayo Sin ,, aku ngak apa2 kok. Kalau Sintia suka, lakuin apa yang
Sintia mau.” Dengan penuh keraguan aku mendekatkan mulutnya ke kepala
kon tolnya.
Pelan2 kubuka bibirku dan memasukkan kepalanya kedalam mulutku. Hanya
sampai sebatas leher kemudian kusedot perlahan. Aku tetap melakukan itu
untuk beberapa saat tanpa perubahan. Dengan lembut dia memegang tangan
kiriku. Dia menggenggam jemariku yang lentik dan ditariknya mendekat ke
mulutnya. Dia memegang telunjukku kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya.
Dia menggerakkan masuk keluar dengan lambat sambil sesekali dijilat
dengan lidahnya saat jari lentikku masih dalam mulutnya. Aku segera
paham bahwa dia sedang memberi “bimbingan” bagaimana seharusnya yang
kulakukan. Tanpa ragu aku mempraktekkan apa yang dia lakukan dengan
jariku.
kon tolnya kumasukkan kedalam mulutku, kemudian kepala kuangguk2kan
sehingga kon tolnya tergesek keluar masuk mulutku yang sensual itu.
Sekalipun masih agak canggung tapi dia mulai bisa merasakan “pelayanan”
yang kuberikan. Semakin lama aku semakin tenang dan tidak kaku lagi.
Kadang kumainkan lidahku di sekeliling kepala kon tolnya dalam mulutku.
Sepertinya aku sendiri mulai bisa merasakan sensasi dari apa yang
kulakukan dengan mulut dan lidahku. Aku mulai berani bereksperiman.
Kadang kukeluarkan kon tolnya dari mulutku, menciumi batangnya kemudian
memasukkannya kembali. Sesekali aku hanya menghisap kepalanya sambil
mengocok batangnya.
“Gimana Sin rasanya?”
“Mas… Sintia merasakan rangsangan yang luar biasa, kon tolnya Mas enak .. Sintia suka, besar – panjang lagi.”
“Mas… Sintia merasakan rangsangan yang luar biasa, kon tolnya Mas enak .. Sintia suka, besar – panjang lagi.”
Dia bangkit berdiri di atas kasur sambil bersandar di dinding kepala
ranjang. Aku langsung tahu harus bagaimana. Aku duduk bersimpuh
dihadapannya dan kembali menghisap kon tolnya. Kepala tetap kugerakkan
maju mundur. Dan sekarang aku menemukan cara baru. Aku menjepit batang
kon tolnya diantara kedua bibirku yang terkatup. Kemudian aku
mengangguk2kan kepalaku. Batang dan kepala kon tolnya aku gesek dengan
bibir tebalku yang terkatup. Dia membantu dengan menggerakkan pantatnya
maju mundur.
“Ohhh Sin …. mulutmu enak sekali … terus Sin.” “Mas suka? Winda sering ya giniin Mas ?”
“Iya Sin …tapi aku lebih suka kamu … bibirmu seksi sekali .. ooohhh Sin .. Winda juga suka .. isep bijiku dan jilati semuanya Sin .. ohhh.” Aku nggak mau kalah, segera kulepaskan kon tolnya dari mulutku dan mulai menjilati dan menghisap bijinya sambil mengocok kon tolnya. Dia membelai rambut ku dan mengusap kepalaku. Aku suka sekali dan masih terus menggerayangi seluruh selangkangannya dengan lidahku.
“Iya Sin …tapi aku lebih suka kamu … bibirmu seksi sekali .. ooohhh Sin .. Winda juga suka .. isep bijiku dan jilati semuanya Sin .. ohhh.” Aku nggak mau kalah, segera kulepaskan kon tolnya dari mulutku dan mulai menjilati dan menghisap bijinya sambil mengocok kon tolnya. Dia membelai rambut ku dan mengusap kepalaku. Aku suka sekali dan masih terus menggerayangi seluruh selangkangannya dengan lidahku.
Kemudian kami berganti posisi. Dia kembali tidur telentang dan aku
dimintanya merangkak diatasnya dengan posisi kepala terbalik. Kami di
posisi 69. Aku segera mengulum kon tolnya, dia pun mulai menjilati no
nokku. Dengan posisi ini no nokkusangat terbuka dihadapannya dan dia
lebih leluasa menikmati dengan bibir dan lidahnya. Dia menjilat dan
hisap it il ku yang sudah menantang dan jarinya mengorek no nokku.
Sesekali dia menciumi bibir no nokku yang begitu merangsang. Akupun tak
mau kalah, aku melakukan segala cara yang aku tahu terhadap kon tolnya.
Aku mainkan pakai lidah, kukocok sambil kuhisap, kumainkan kepala kon
tolnya- mengitari dengan kedua bibirku.
Sungguh nikmat sekali. Tak terlalu lama aku mulai merasakan bahwa aku
sudah tidak bisa menahan lagi. Pantatku mulai bergoyang limbung
kegelian, namun dia menjilati terus it ilku sambil jarinya menusuk2 no
nokku. Akhirnya aku sampai juga di puncak nikmatku. Tubuhku menegang,
gerakan anggukan kepalaku sambil menghisap kon tolnya semakin menggila.
Tubuhku gemetaran tapi aku tetap tak rela melepas kon tolnya dari
mulutku. Dia semakin giat mencium it ilku dan mengorek no nokku dengan
jarinya. Tubuhku tiba2 mematung dan dia merasakan cairan hangat meleleh
keluar dari no nokku. Dia langsung menutup no nokku dengan mulutnya dan
membiarkan cairan kenikmatanku membasahi lidahnya. Rasanya asin tapi
sama sekali tidak amis sehingga dia tak ragu menelan cairan itu sampai
tandas.
Kemudian perlahan dia mulai lagi menciumi dan menjilati seluruh
permukaan no nokku. Otot ku sudah agak mengendur juga. Aku mulai lagi
melakukan segala eksperimen dengan mulut dan lidahku ke kon tolnya. Kami
mulai lagi dari awal. Perlahan namun pasti, aku mulai mendaki lagi
puncak kenikmatan birahiku. Dia menangkupkan kedua tangannya ke bukit
pantat ku dan mulai membelai dan meremas lembut. Aku menanggapinya
dengan sedotan panjang di kon tolnya. Lidahnya kembali menelusuri segala
penjuru selangkangan ku. Beberapa saat kemudian tubuh ku kembali
gemetaran. Dia mencium bibir no nokku dan menyorongkan lidahnya sedalam
mungkin ke dalam no nokku yang merangsang.
Dia juga mulai merasa kalau pertahanannya mulai goyah dan
bendungannya akan segera ambrol. Aku mempercepat gerakan kepalaku dan
diapun menghisap makin kuat no nokku. Dia akhirnya sudah tak kuat
menahan amarah pejunya dan …”Croooottsss crooots croots.” Peju hangatnya
menyembur didalam mulut ku. Untuk sedetik aku agak kaget tapi aku cepat
tanggap. Aku segera mempercepat gerakan kepalaku sambil menelan seluruh
pejunya. “Croots .. croots.” Sisa pejunya kembali menyembur, dan kali
ini aku menyambutnya dengan hisapan kuat di kon tolnya, seakan ingin
menyedot apa yang masih tersisa didalam sana. Dia merasakan nikmat yang
luar biasa.
Ekspresi kenikmatan ini dia lampiaskan dengan semakin gila menjilati
dan menyedot no nokku sehingga aku juga sudah hampir mencapai klimaks.
Belaian lidahnya di no nokku membuat puncak itu semakin cepat tercapai.
Akhirnya sekali lagi tubuh ku menegang dan cairan hangat kembali meleleh
dari no nokku. Lidahnya kembali menerima siraman lendir kenikmatan itu
yang segera ditelannya.
Beberapa saat kemudian, dengan enggan aku bangkit dan berbaring
telentang disampingnya. kon tolnya, walaupun masih berdiri, tapi sudah
tidak setegak tadi. Aku memeluknya dengan manja dan kami berciuman
dengan mesra.
“Sin … gimana? .. puas? … sorry tadi aku nggak tahan keluar di mulut kamu.”
“Sintia puas sekali Mas .. sampai dua kali gitu lho …. Sintia suka peju Mas … asin2 gimana gitu. Kapan2 boleh minta lagi dong Mas.”
“Sintia puas sekali Mas .. sampai dua kali gitu lho …. Sintia suka peju Mas … asin2 gimana gitu. Kapan2 boleh minta lagi dong Mas.”
Aku mulai berani mengungkapkan apa yang kurasakan.
“Boleh aja Sin ,,, asal disisain buat Winda .. hehehe,” Aku mencubit genit lengannya.
“Ihhh … Mas … paling bisa deh … emang Mas sering gaya gituan dengan Winda?”
“Enggak lah … ini baru pertama dengan kamu Sin.”
“Ah Mas bohong .. Winda kan sering cerita ke Sintia, katanya Mas pinter ngeseks. Makanya diam2 Sintia pengin main ama Mas.” “Udah kesampian kan keinginanmu Sin.”
“Iya sih … tapi Mas jangan marah ya … Sintia sering bayangin kita main bertiga dengan Winda .. Mas mau nggak?” Dia kaget mendengar keinginan ku ini.
“Ihhh … Mas … paling bisa deh … emang Mas sering gaya gituan dengan Winda?”
“Enggak lah … ini baru pertama dengan kamu Sin.”
“Ah Mas bohong .. Winda kan sering cerita ke Sintia, katanya Mas pinter ngeseks. Makanya diam2 Sintia pengin main ama Mas.” “Udah kesampian kan keinginanmu Sin.”
“Iya sih … tapi Mas jangan marah ya … Sintia sering bayangin kita main bertiga dengan Winda .. Mas mau nggak?” Dia kaget mendengar keinginan ku ini.
Jujur saja aku sering berfantasi membayangkan alangkah nikmatnya bercinta dengan dia dan Winda sekaligus.
“Mau sih Sin .. tapi kan nggak mungkin … Winda pasti marah besar.”
“Iya ya … Winda kan orangnya agak alim.” Kami terus berbincang hal2
demikian sampai kira2 10 menit. Kemudian dengan malas kami ke kamar
mandi untuk membersihkan diri. Di kamar mandi kami saling menyabuni dan
saling membersihkan tubuh kami. Dia jadi semakin mengagumi tubuh ku. Tak
ada segumpal lemakpun di tubuhku dan semuanya padat berisi.
Setelah mengeringkan diri kami kembali ke atas ranjang dan berpelukan
mesra. Sambil saling berciuman dia mulai menggerayangi tubuh molek ku,
tak bosan2nya dia meremas dan mengusap toketku yang sangat segar itu.
Perlahan dia mulai menghujani leher dan pundak ku dengan ciuman. Tak
sampai disitu saja, mulutnya mulai mengarah ke dadaku. Toketku yang
tegak mulai diciumi dan digigit2 lembut. Aku sangat menyukai apa yang
dia lakukan. “Ahhhh … iya Mas …. disitu Mas … ahhhhh Sintia terangsang
Mas.” Lidahnya menjilati pentilku yang mungil dan keras itu. Aku semakin
menggelinjang. Tanganku menyusup ke bawah ke selangkangannya.
Kupegang kon tolnya yang masih agak lemas. Kumainkan kon tolnya
dengan jari2ku yang lentik. Mau tak mau kon tolnya mulai hidup kembali.
Aku dengan lembut mengocok kon tolnya. Sambil masih mengulum pentilku,
tangan kanannya kembali bergerilya di daerah no nokku. Jarinya
dirapatkan dan ditekan ke bukit no nokku sembari digerakkan memutar. Aku
juga menimpali dengan menggoyangkan pantatku dengan gerakan memutar
yang seirama. “Mas …. aaahhhh Mas …. enak Mas … ahhh terus … iya.”
Sambil mendesah aku menarik pantatnya mendekat ke kepalaku. Akhirnya dia
terpaksa melepaskan hisapannya di pentilku dan duduk berlutut di
sisiku.
Aku terus menekan pantatnya sampai akhirnya mulutku mencapai kon
tolnya yang sudah tegak menantang. Tangan kirinya ditempatkan dibelakang
kepalaku untuk menyangga kepalaku yang agak terangkat. kon tolnya
kembali kukulum dan kujilati. “Oooh Sin … enak Sin … aku suka Sin …”
Diapun menggerakkan pantatnya maju mundur. Aku membuka lebar mulutku dan
menjulurkan lidahku sehingga kon tolnya meluncur masuk keluar mulutku
tergesek lidahku. Sementara itu tangan kanannya terus menekan dan
memutari no nokku. Kadang jarinya diselipkan ke celah no nokku dan
mengusap it il ku. “Ahhh Mas … Sintia nggak tahan Mas … ahhhhh .. iya
…aaahhhh.”
Dia segera merubah posisi. Kedua tangan ku diletakkan di belakang
lututku dan membuka kedua lututku.Dia mengangkat pahaku sehingga no
nokku menganga menghadap ke atas. Aku menahan dengan kedua tangan di
belakang lututku. Dia duduk bersimpuh di hadapan no nokku. kon tolnya
diarahkannya ke no nokku yang sudah menganga itu. Dia menusukan kepala
kon tolnya ke no nokku dan dia tahan disana. Kemudian dengan tangan
kanannya digerakkannya kon tolnya memutari mulut no nokku. “Maassss ..
ahhhhh … nggak tahan … ayo … ahhhhhh.” Dia sengaja tidak mau terlalu
cepat menusukkan kon tolnya ke no nokku.
Dia menggesek2an kepala kon tolnya ke it il ku. Aku semakin
menggelinjang menahan nikmat. Akhirnya tanggul ku bobol juga. Tak heran,
dengan gosokan jari saja aku tadi bisa mencapai orgasme apalagi ini
dengan kepala kon tolnya, tentu rangsangannya lebih dahsyat.
“Aaaahhhhhhhhhhhhhh..ahhhhhhhhhhhhh Massssssss.” Rintihan itu sekaligus
menandai melelehnya cairan bening dari no nokku. Aku kembali mengalami
puncak orgasme hanya dengan gosokan di it ilku.
Kali ini dia memasukkan batang kon tolnya seluruhnya kedalam no
nokku. Dia berbaring telungkup diatas tubuh molek ku sambil menumpukan
berat badannya di kedua sikunya. Dia mencium lembut mulutku yang masih
terbuka sedikit. Aku membalas ciumannya dan mengulum bibirnya. Dia
membiarkan kon tolnya terbenam dalam no nokku. Dia berbisik :
“Sin … nikmat ya …”
“Oh Mas … Sintia sampai nggak tahan … nikmat Mas ..” Perlahan dengan gerakan yang sangat lembut dia mulai memompa batang kon tolnya ke dalam no nokku yang sudah basah kuyup.
“Oh Mas … Sintia sampai nggak tahan … nikmat Mas ..” Perlahan dengan gerakan yang sangat lembut dia mulai memompa batang kon tolnya ke dalam no nokku yang sudah basah kuyup.
Dia tahu aku pasti bisa orgasme lagi dan kali ini dia ingin merasakan semburan lumpur panas di batang kon tolnya.
“Ayo Sin ….nikmati lagi … jangan ditahan .. aku akan pelan2.”
“Ahhhh .. iya Mas …. Sintia pengin lagi ..ahhhhh.” Masih dengan sangat pelan dia memompa terus kon tolnya ke no nokku yang ternyata masih sempit untuk ukuran wanita yang sudah menikah 2 tahun.
“Ahhhh .. iya Mas …. Sintia pengin lagi ..ahhhhh.” Masih dengan sangat pelan dia memompa terus kon tolnya ke no nokku yang ternyata masih sempit untuk ukuran wanita yang sudah menikah 2 tahun.
Toketku yang menyembul tegak menggesek2 dadanya ketika dia turun
naik. Sungguh sensasi yang luar biasa. Sengaja dia menggesekkan dadanya
ke toketku.
“Aaaahhhhh … ahhhhhhh … iya … ahhhhh .. Sintia terangsang lagi Mas
…iya …. .” Kali ini dia memompa sedikit lebih kuat dan cepat. Aku
menanggapinya dengan memutar pantatku sehingga kon tolnya rasanya
seperti di peras2 dalam no nokku.
Gerakkan ku semakin liar, tanganku sudah tidak lagi menahan lututku
tapi memegang pantatnya dan menekannya dengan keras ke tubuhku.
“Aaaaahhhhhh …. Mas ….. aaaahhhhhhh” Dia semakin kencang dan dalam
memompa pantatnya. Mata ku sudah terpejam rapat, kepalaku menggeleng2
liar ke kiri ke kanan seperti yang kulakukan di sofa tadi. Gerakanku
semakin ganas dan “Aaaaaaaaa.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ………” Aku
melenguh panjang sambil menegangkan seluruh otot di tubuhku.
Dia menekan dalam2 kon tolnya ke no nokku. Jelas dia merasakan aliran
hangat di sekujur batang kon tolnya. Tubuh ku masih terbujur kaku. Dia
pun menghentikan seluruh gerakannya sambil terus menekan no nokku dengan
kon tolnya. Beberapa saat sepertinya waktu terhenti. Tidak ada suara,
tidak ada gerakan dari kami berdua. Dia memberi kesempatan kepada ku
untuk menikmati klimaks yang barusan aku dapat.
Akhirnya badan ku mulai mengendur. Tanganku membelai lembut
kapalanya. Bibirku mencari bibirnya untuk dihadiahi ciuman yang sangat
lembut dan panjang.
“Mas …. Sintia sungguh nikmat …. Mas jago deh … Mas belum keluar ya?”
“Jangan pikirkan aku Sin …. yang penting Sintia bisa menikmati kepuasan.” Kemudian dengan lambat dia mulai memompa lagi. no nokku menjadi sangat licin. Selama beberapa saat dia terus memompa lambat2. “Aaaahhhhhh … iya .. iya …. Mas …. Sintia mau lagi .. iya … ahhhh”.
“Jangan pikirkan aku Sin …. yang penting Sintia bisa menikmati kepuasan.” Kemudian dengan lambat dia mulai memompa lagi. no nokku menjadi sangat licin. Selama beberapa saat dia terus memompa lambat2. “Aaaahhhhhh … iya .. iya …. Mas …. Sintia mau lagi .. iya … ahhhh”.
Aku kembali memutar pantatku mengiringi irama pompaannya. Aku mulai
mendesah2 penuh kenikmatan. Dia mencabut kon tolnya dari no nokku. Dia
lalu berbaring telentang di sebelahku.
“Kamu diatas Sin.” Aku segera berjongkok diatas selangkangannya. Dia mengarahkan kepala kon tolnya ke no nokku.
Aku kemudian duduk diatas tubuhnya dan bertumpu pada kedua lututku. Pantatku mulai bergerak maju mundur.
“Ayo Sin … kamu sekarang yang atur .. ohhh iya nikmat Sin.” Aku
semakin bersemangat memajumundurkan pantatku. Kedua toketku berguncang
indah dihadapannya. Secara reflek kedua tangannya meremas toketku.
Tangan kuletakkan dibelakang pantatku sehingga tubuhku agak meliuk
kebelakang membuat dadaku semakin membusung.
“Ohhh Sin … toketmu sexy sekali … terus Sin … ohhhh … lebih keras Sin.”
“Aaaaahhhh Mas … Sintia sudah mau sampai lagi … ahhhhh ahhhhhh Mas”
“Ayo Sin …. terus Sin … cepat …. ohhhhh iya .. iya Sin … no nokmu enak sekali.”
“Mas .. ahhhh … Sintia nggak tahan … puasi Sintia lagi mas .. ahhhh.” Gerakan pantat ku semakin cepat dan semakin cepat.
“Ohhh Sin … toketmu sexy sekali … terus Sin … ohhhh … lebih keras Sin.”
“Aaaaahhhh Mas … Sintia sudah mau sampai lagi … ahhhhh ahhhhhh Mas”
“Ayo Sin …. terus Sin … cepat …. ohhhhh iya .. iya Sin … no nokmu enak sekali.”
“Mas .. ahhhh … Sintia nggak tahan … puasi Sintia lagi mas .. ahhhh.” Gerakan pantat ku semakin cepat dan semakin cepat.
Dia merasa kon tolnya tergesek2 dinding no nokku yang sempit dan
licin itu. Dengan sekuat tenaga dia mencoba menahan agar dia tidak
ngecret tapi pertahanannya semakin rapuh.
“Sin … oooohhhh Sin …. aku nggak tahan … ohhh Sin …. enak ..enak.”
“Ahhhh … ayo .. Mas ….. Sintia juga udah nggak tahan … sekarang mas
..ahhh sekarang.”
Tepat pada detik itu bendungannya ambrol tak mampu menahan terjangan pejunya yang menyemprot kuat.
“Oooooooohhhhhhh Sin ….. crooots crooots croots”
“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas …. ahhhhhhhhhhh ..” Kami mencapai puncak
kenikmatan bersama. kon tolnya terasa hangat dino nokku. Aku masih duduk
diatasnya tapi sudah kaku tak bergerak. no nok kuhunjamkan dalam
melahap seluruh batang kon tolnya.
“Oooohhh Sin …. nikmat sekali .. makasih Sin .. kamu pinter membuat aku puas.” Dia menggapai tubuh ku dan ditarik menelungkup diatas tubuhnya. Toketku yang masih keras menghimpit dadanya. Dia menciumi seluruh wajahku yang ditetesi keringat.
“Mas … ahhhhh … Sintia sungguh puas Mas … ” Kemudian kami berbaring sambil berpelukan. Badan kami mulai terasa penat tapi bathin kami sangat puas.
Hari sudah beranjak malam. “Mas Sintia laper”. “Ya udah, kita mandi
dulu, terus baru cari makan malem”. Dikamar mandi, kita saling
menyabuni. kon tolnya ngaceng lagi, kukocok2 kon tolnya pelan2. “Mas kon
tolnya besar banget sih”. Aku mulai berani bicara vulgar kepadanya,
sudah tidak sungkan lagi. Selesai mandi, aku memakai kaos oblong merah
dengan celana gombrang khaki. Kemudian aku pergi dengannya ke warung
didepan komplex untuk cari makan malam. Selesai makan malam, kita
kembali kerumah lagi. Aku memutar film biru yang baru dipinjam suamiku.
Suamiku memang hobi nonton film begituan. Dengan 2 bantal besar diatas
karpet tebal kami berdua duduk berdampingan sambil nonton film.
Permainan panas di film itu membuat aku mulai bergerak menempel
kebadannya dan kemudian rebah diatas pahanya.
Dia mengulum bibirku dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak
dengan sentuhan halus ke toketku yang tanpa bra itu. Aku menggelinjang
saat dia mulai agresif memainkan pentilku. “Ayo mas..gesek lagi ya..!”
pintaku bernafsu. Aku mencium dan menjilati jari-jarinya. Kemudian dia
melepaskan tangannya dari ciumanku dan kembali meremas toketku dari
balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara bergantian. Aku makin
menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari
toketku. Kubawa ke arah perutku. Segera dia mengilik2 puserku sampai
aku menggeliat kegelian, “Mas geli”. Tangannya segera menyusup ke bawah
dan menemukan karet celana gombrongku.
Tangannya berusaha merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdku
sampai menyentuh jembutku. Jangkauannya kini maksimal, padahal target
belum tercapai. Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa
mencapai belahan no nokku. no nokku sudah basah, sehingga jari
tengahnya dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan it ilku yang
sudah mengeras. Dia lalu memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti
irama sentuhan jari tengahnya. Aku menggelinjang. “Mas, lepasin pakean
Sintia, mas, semuanya”, pintaku. Segera dia mengangkat kaosku keatas,
aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia membuka kaosku.
Kemudian dia menarik celana gombrangku bersama cdku, aku mengangkat
pantatku untuk mempermudah dia melepasnya. Setelah aku berbugil ria,
segera diapun melepas semua yang menempel dibadannya.
Kon tol besarnya sudah tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2
bantal susun dipunggungnya. Aku menunduk mengulum kepala kon tolnya.
Hanya sebentar karena dia menyuruhku menduduki kon tolnya dengan posisi
membelakangi dia. Aku mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku untuk
menggesekkan no nokku ke kon tolnya. Tangannya dari belakang mulai
beraksi memijit-mijit toketku. Aku menjadi sangat liar, menggeliat
sambil tak henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan dan sentakanku
makin cepat dan keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak
kebelakang dan kon tolnya lepas dari jepitan bibir no nokku.
kon tolnya yang agak terangkat sudah berhadapan dengan bibir no nokku
yang basah itu dan….bleeessss..kepala dan separuh kon tolnya yang
tegang keras itu amblas kedalam no nokku. “Maas”, seruku. “Kenapa Sin,
sakit”, tanyanya. Aku hanya menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi
nikmat banget. Sesek rasanya no nokku kemasukan kon tolnya yang besar
banget itu. no nokku berdenyut mencengkeram kon tolnya, giliran dia yang
mendesis, “Sin, nikmat banget no nokmu, bisa ngemut kon tolku”. Dia
membalikkan badanku dan sehingga aku terlentang diatas karpet. Dia
menundukkan mukanya dan mengulum bibirku sambil menggeser badannya
keatas.
Dengan pelan ditusukkannya kon tolnya keno nokku. Diteruskannya
dorongannya dan kepala kon tolnya mulai memaksa menerobos masuk keliang
no nokku. “Ouuhh..” kembali aku melenguh. Dikocoknya kon tolnya pelan
sehingga kian dalam memasuki no nokku. Pelan tapi pasti dan akhirnya
kurasakan seluruh no nokku penuh terisi kon tolnya. no nokku yang sudah
basah itu masih terasa sempit buatnya, “Sin, sudah basah gini masih
sempit aja no nokmu, nikmat banget deh, mana terasa banget empotannya.
Terus diempot ya Sin”. Dihunjamkannya lagi kon tolnya, walau terasa
sangat sesak tapi nikmat, “Ooohhh…” aku mulai menggeliat, kaki kuangkat,
melingkar kepahanya sementara kepalaku terangkat, mendongak kebelakang
dengan mataku membelalak. Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas
pelan sembari pentilnya dipijit, membuat aku makin menggila, berdesah
panjang kenikmatan, “uhhh, peluk Sintia mas”. Dirapatkannya badannya
kebadanku dan aku merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun
naik makin cepat sehingga bersuara “plook..ploook” karena begitu banyak
cairan yang mengalir dari no nokku.
Dia kemudian mengganti posisi. Aku disuruh nungging pada sandaran
sofa dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang.
Digesekkannya kepala kon tolnya ke bibir no noknya beberapa saat, baru
dihunjamkannya pelan. Doggy Style ! “Maas”, erangku ketika kepala kon
tolnya mulai menekan dan menerobos masuk ke liang no nokku. Baru
setengah kon tolnya masuk, “Aaauuhhh….” mataku terbelalak saking
nikmatnya. Kemudian dia mulai mengocok kon tolnya keluar masuk no nokku.
Aku kembali mengelinjang, menahan enjotan pantatnya. Terasa kon tolnya
makin keras dan kepalanya makin membesar karena gesekan di dinding no
nokku. “Ooohhh..oooohhhh” gumamku, karena dia mempercepat enjotannya.
Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga
hanya sebagian kon tolnya yang masih terbenam lalu disentakkannya cepat
dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat kepantatku hingga semua
kon tolnya tertanam dalam no nokku, lalu dibuatnya gerakan memutar.
Otomatis kepala kon tolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding no
nokku. “Uuaahhh….terus mas…enaaakkk!” desahku. Tidak puas hanya
menikmati putaran “bor” nya, aku ikut mengenjot keras pantatku ke
belakang dan… “uuhhh..uuuhhh” kami berdua sama-sama mengerang nikmat.
Selang lebih dari 20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, aku
makin keblingsatan dengan erangan-erangan tak keruan. Dia tahu kalau aku
sudah akan nyampe.
Aku ditelantangkan diatas sofa dengan kaki kiri menjuntai lantai dan
kaki kanan bergantung pada sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar dan
bibir no nok ku sedikit membuka setelah disodok kon tolnya sejak tadi.
Kini dia mulai membungkuk diatas badanku dan dengan tangan kiri menopang
badannya, tangan kanannya menuntun kon tolnya kearah bibir no nokku.
“Ayo..masukin mas..!” pintaku. Kepala kon tolnya mulai menghunjam.
“Aaahhhh..!” erangku saat seluruh kon tolnya disodok masuk dan mulai
dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi dan cepat.
“Ah..ah..ah..ah.” aku tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan
kepala sebentar naik sebentar turun menahan geli dan nikmat yang amat
sangat. Dia terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila.
Kenikmatanku sudah memuncak. “Auuuh..m..m..” tanganku melingkar ketat
dipunggungnya dengan paha dan kakiku ikut membelitnya. “Tahan dikit
Sin..!” bisiknya dikupingku sambil mempercepat sodokannya.
“Aaaahhhhhhh..!” aku menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit
punggungnya, mengiringi puncak kenikmatanku. Berbarengan dengan lenguhan
panjang, dia menyodok keras kon tolnya ke no nokku diimbangi dengan
goyangan kencang pantatku yang berusaha mengapung keatas, . Otot-otot
bibir no nokku serasa berdenyut-denyut seperti meremas-remas kon tolnya.
Crreeeettt…pejunya ngecret didalem no nokku, hangat, membuat aku merem
melek sejenak. Kami berdua sama-sama nyampe. “Oh Sin, puas sekali ngen
tot denganmu..!” desahnya. Kami masih berpelukan sebentar dengan kon
tolnya masih terbenam di no nokku, berciuman. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru
YES DAPAT DOLAR TEAP HARE...!!!!!!!!!!Buat pengguna android, nih ada app buat nyari DOLLAR online secara mudah tanpa modal dan legal modal HP aja , lumayan bisa ditukerin sama STEAM gift card, gem coc , Google Play gift card, paypal, facebook giftcard, Xbox,PlaystationStore, Amazon dan ItunesGiftCard
BalasHapus1. Download aplikasi Whaff Rewards di playstore
2. Setelah ke intsall buka appnya
3. Seteah di buka klik tombol login, login ajaa pake akun facebook kalian
4. Abis itu ada kotak invitation code
5. Masukan kode BY57645
6. Setelah masukan kode diatas kalian bakal Dapet $0.3, lumayan kaan, kalian tinggal ngumpulin deh sampe 10$
7. Cara ngumpulinnya gampang, tinggal invite orang lain atau download aplikasi yang ada di app tersebut
8. Setiap download aplikasi kalian akan mendapat hadiah sebagai reward, hadiahnya bisa $0.17, $0.22 sampe $0.66
9. Setiap hari kalian pun akan mendapat reward bila setelah di download aplikasi tersebut tidak di uninstall lagi lumayan kaan setiap hari Uang kalian bertambah hehehe
10. Setelah terkumpul $10 baru deh kalian bisa tukerin ke voucher google play,
11. Terus kalian juga bisa tukerin sama Google Play gift card, steam gift card , paypal, facebook giftcard, Xbox,PlaystationStore, Amazon dan ItunesGiftCard
YES DAPAT DOLAR TEAP HARE...!!!!!!!!!!Buat pengguna android, nih ada app buat nyari DOLLAR online secara mudah tanpa modal dan legal modal HP aja , lumayan bisa ditukerin sama STEAM gift card, gem coc , Google Play gift card, paypal, facebook giftcard, Xbox,PlaystationStore, Amazon dan ItunesGiftCard
BalasHapus1. Download aplikasi Whaff Rewards di playstore
2. Setelah ke intsall buka appnya
3. Seteah di buka klik tombol login, login ajaa pake akun facebook kalian
4. Abis itu ada kotak invitation code
5. Masukan kode BY57645
6. Setelah masukan kode diatas kalian bakal Dapet $0.3, lumayan kaan, kalian tinggal ngumpulin deh sampe 10$
7. Cara ngumpulinnya gampang, tinggal invite orang lain atau download aplikasi yang ada di app tersebut
8. Setiap download aplikasi kalian akan mendapat hadiah sebagai reward, hadiahnya bisa $0.17, $0.22 sampe $0.66
9. Setiap hari kalian pun akan mendapat reward bila setelah di download aplikasi tersebut tidak di uninstall lagi lumayan kaan setiap hari Uang kalian bertambah hehehe
10. Setelah terkumpul $10 baru deh kalian bisa tukerin ke voucher google play,
11. Terus kalian juga bisa tukerin sama Google Play gift card, steam gift card , paypal, facebook giftcard, Xbox,PlaystationStore, Amazon dan ItunesGiftCard
BalasHapus*** Koleksi Foto Bugil dan Video Bokep Terupdate dan Terbaru 2016 ***
===>>> Cara Sehat Terjitu
===>>> Koleksi Foto Cewek Jepang Bugil Terlengkap
===>>> Cerita Seks Terupdate Paling Baru 2016
===>>> Kumpulan Foto Bugil Model Indonesia Terbaru
===>>> Galery Foto Bugil Berkualitas HD dan Video Porno Full Movie Terlengkap
===>>>www.jepangbugil.com<<<===
Wow Artikelnya HOT Bagus Bagus... Tetap Lanjut... Saya Lg Blogwolking Klo Kerkenan Kunjungi Web Saya... Min... Terimakasih
BalasHapusINFO Obat Obat Herbal
Vimax Canada Asli
Vimax izon Asli
Vimax Pembesar Penis
Vimax Murah
Vimax Asli
Vimax Isi 30
Vimax Pembesar Permanen
Vimax Ampuh
Vimax Aman
Vimax Pembesar Vital
Vimax Original
Vimax Bagus
Vimax Canada Terkenal
Distributor Vimax Canada
Pembesar Penis Cepat
Pembesar kelamin Pria
Pembesar Penis Alami
Pembesar Penis Asli
Pembesar Penis Ampuh
Pembesar Penis Aman
Bosnya Pembesar Penis
Bosnya Pembesar penis Cepat
Bosnya Ereksi
Bosnya Kuat Tahan Lama
Bosnya Mengatasi ejekulasi Dini
Bosnya Pembesar Penis Paten
Bosnya 100% Pembesar Penis Paten
Khusus Dewasa 18+
vagina Senter
BalasHapusvagina nungging
boneka full body
vagina getar goyang
penis tekuk manual
penis getar goyang
penis mutiara
penis tempel
viagra asli usa
nangen zenghangsu
cialis 80mg
fatloss asli
body slim
fruit plant
vimax asli canada
klg pill
vigRX
obat penggemuk badan
obat penghilang tato
penyubur sperma
obat perangsang wanita
obat perapet vagina
selaput dara asli
vakum pembesar penis
vakum pembesar payudara